
Inna lillahi wa innailaihi rojiun. Selalu rakyat miskin yang menjadi korban. Di Ramadan yang sejatinya disambut suka cita dan dijadikan sebagai bulan yang penuh berkah pun ternyata makin memperlihatkan kenyataan pahit penderitaan rakyat negeri ini.
Dari kasus ini jelas sekali terlihat bahwa rakyat miskin di Indonesia bukan semakin berkurang tapi semakin banyak. Ini terlihat dari penuturan salah seorang anak korban tewas yang menyatakan ibunya harus berjalan 1,5 km untuk sampai ke tempat H Syaikon yang sedang membagikan zakat (detikcom, 17/09).
Fakta ini kontras dengan ucapan pemerintah yang selalu mengatakan penduduk miskin berkurang. Pembagian zakat yang semestinya juga dikelola oleh pemerintah malah diserahkan kepada badan atau individu-individu.
Terkait kasus ini tidaklah patut kita hanya menyalahkan penduduk yang meminta zakat atau orang yang membagikannya. Dalam sebuah wawancara di sebuah stasiun TV swasta Sosiolog Imam Prasojo mengatakan. "jangan salahkan rakyatnya yang tidak kapok untuk datang lagi jika ada pembagian zakat langsung serupa tapi yang harusnya kapok itu pemerintah yang melihatnya".
Memang sejatinya tugas pemerintahlah untuk mengatur urusan rakyatnya. Termasuk dalam pembagian zakat. Mekanisme atau sistem harus diatur oleh pemerintah agar distribusinya dapat langsung diterima oleh orang yang berhak.
Lebih luas dari itu tugas pemerintah juga untuk mensejahterakan rakyat. Zakat bukan solusi satu-satunya dan utama dalam Islam untuk mengentaskan kemiskinan. Justru penyediaan lapangan pekerjaan dan distribusi harta kekayaan yang baik untuk seluruh warga negara itu yang akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah kelak.
Tidak lantas pemerintah hanya berfikir bagaimana mensejahteraakan dirinya sendiri atau perusahaan asing dengan mengeksploitasi kekayaan alam yang semestinya diperuntukkan untuk kesejahteraan rakyatnya.
Patutlah kita bercermin pada Rasulullah dan pemimpin-peminpin sepeninggal beliau untuk kasus ini. Di mana mereka adalah orang yang pertama merasakan lapar jika kondisi ekonomi buruk dan yang paling terakhir kenyang jika kondisi ekonomi baik.
Kenapa mereka bisa seperti itu? Selain memang mereka adalah pemimpin–pemimpin yang amanah juga sistem yang diterapkan juga sistem yang berasal dari Maha Sempurna yaitu Allah SWT yakni sistem Islam.
Sistem yang jelas-jelas mampu mensejahterakan rakyat dan mengatur kehidupan bernegara dengan gemilang. Terbukti selama 13 abad peradaban Islam mampu menguasai dunia. Jadi masihkan kita bertahan dengan sistem yang sudah jelas menunjukkan kebobrokannya ini?
Ria Milarasari
Laladon Indah RT 03/05 Ciomas Bogor
iya_0309@yahoo.com
08998103519
sumber : inilah.com