
"Untuk saat ini, pertanyaan tentang siapa orang-orang yang berada di dalam tim besar partai itu? ketimbang siapa calon presiden partainya?," ujar Sekjen PKS Anis Matta, di Makassar, Senin (15/9).
Menurutnya, saat ini adalah era institusi, era tim dan semua harus dikerjakan dengan tim. Karena, dibutuhkan era kepemimpinan dengan tim yang solid yang sanggup menghadirkan tim besar. Di dalam tim inilah nantinya banyak dibutuhkan hal-hal yang baru yang lebih demokratis.
"Di bayangan kita pemimpin itu, seorang yang duduk tenang, memerintahkan bawahan dan tidak terbantahkan, padahal implikasi dari sebuah demokrasi, adalah semua sama-sama dan harus bekerja," jelas Anis.
Ditambahkannya, akan jauh lebih menyentuh apabila PKS fokus pada sebuah tim besar yang akan dibawa ke dalam kepemimpinan.
Sejauh ini, model kepemimpinan karismatik diyakini Anis, tidak kompatibel dengan sistem demokrasi. Demikian juga, partai yang akan bertahan lama adalah partai yang kompatibel dengan budaya demokrasi moderen. Sehingga, partai atau mereka yang memiliki tokoh kharismatik akan susah berkembang menjadi demokrasi.
Padahal, menurut Ketua Tim Pemenangan Pemilu Nasional (TPPN) PKS ini, persoalan bangsa ini adalah minim demokrasi dan kesejahteraan.
"Maka dari itu, melalui tim besar ini kita korelasikan maslah narasi tentang keseimbangan demokrasi dan kesejahteraan ini yang merupakan episode ketiga bangsa ini," papar Anis.
Untuk sampai ke keseimbangan demokrasi dan kesejahteraan itu, diperlukan perubahan paradigma masa depan. Persoalannya, bagaimana mengukuhkan kembali solidaritas kita sebagai sebuah bangsa. Dan jika ini ingin dilakukan, diperlukan melampaui perbedaan yang menjadi faktor disintegrasi bagsa. Atau menjadi fakta separatisme.
"Yang jauh lebih penting dari separatisme adalah fakta bahwa ada banyak perbedaan dalam sumber-sumber di masyarakat kita. Sehingga bisa memicu konflik horisontal masyarakat kita," tandasnya.[L6]
sumber : inilah.com