Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

--- Selamat Datang di DPC PK Sejahtera Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung, Perjuangan Kita Belum Selesai, Teruslah Berjuang Harapan Itu Masih Ada!!! ---

Selasa, Oktober 28, 2008

Inilah 8 Nominator Capres PKS

pks-tkp.ol, Jakarta, PKS telah menetapkan delapan nama yang dinominasikan sebagai calon presiden bagi Pilpres 2009. Mereka berasal dari tubuh partai berlambang bulan dua bulan sabit yang mengapit sebatang padi itu.

Kedelapan kader PKS yang menjadi nominator capres itu adalah Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Presiden PKS Tifatul Sembiring, Dubes RI untuk Saudi Arabia Salim Segaff Al Jufri, Sekjen PKS Anis Matta, Ketua Komisi X Irwan Prayitno, Ketua Majelis Pertimbangan PKS Suharna Surapranata, Ketua DPP Ekuin dan Teknologi PKS Sohibul Iman, dan Surahman Hidayat.

Nama-nama nominator, menurut Ketua Majelis Syura PKS Hilmi Aminuddin, diputuskan berdasarkan hasil sidang pleno Majelis Syura PKS ke-10. Sementara untuk memutuskan pemilihan capres akan dibentuk komisi ad hoc bernama Komisi Pilpres dan Capres. Namun, penetapan capres baru akan ditentukan setelah Pemilu Legislatif.

“Majelis Syura akan bersidang, siapa dari delapan nominator yang akan dipilih sebagai kata terakhir,” kata Hilmi, dalam konferensi pers di acara Musyawarah Majelis Syura PKS ke-10, di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (26/10).

Anggota Mejelis Syura yang bersidang, tambah Hilmi, berjumlah 99 orang. Mereka terdiri dari 33 perwakilan di seluruh Indonesia. “Nantinya, mereka yang akan menyalurkan aspirasi, siapa saja yang nanti layak dari kedelapan nominator unrtuk dijadikan capres,” jelasnya.
sumber : inilah.com
[+/-] baca lebih lanjut ...

Sikap politik PKS

pks-tkp.ol, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendukung dan berperan aktif dalam usaha memerangi dan memberantas korupsi di Indonesia.

Sikap politik PKS terhadap beberapa kondisi aktual Bangsa

1.Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendukung dan berperan aktif dalam usaha memerangi dan memberantas korupsi di Indonesia. Oleh karena itu PKS memandang posisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tetap diperlukan di Indonesia dan bahkan harus diperkuat peranannya dengan menghadirkan KPK di daerah-daerah disertai dengan penyediaan tenaga-tenaga profesional yang memiliki integritas tinggi. PKS juga berharap KPK dapat masuk ke dalam masalah-masalah korupsi yang memiliki dampak besar bagi kehidupan bangsa Indonesia, seperti dalam kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dan BUMN-BUMN strategis.

2.Dalam menghadapi krisis global, PKS mengapresiasi kebijakan yang telah diambil Pemerintah dan Bank Indonesia sebagai langkah yang cukup efektif untuk meredam kepanikan. Namun ini harus dijaga keberlanjutannya untuk menghasilkan ekspektasi publik yang positif atas sistem keuangan dan ekonomi Indonesia, karena dampak krisis ini masih akan panjang. Dalam jangka pendek perlu dikembangkan langkah-langkah yang memberikan dukungan kongkrit kepada sektor riil diantaranya: stabilisasi harga, fasilitasi pengembangan pasar ekspor alternatif, menurunkan harga BBM, dll. Dalam jangka panjang untuk menghindari krisis lebih lanjut penting dilakukan perumusan kebijakan ekonomi alternatif yang telah terbukti handal dalam menghadapi gempuran krisis ekonomi nasional 1998 dan krisis global saat ini, seperti yang sudah mulai dirintis oleh Pemerintah RI melalui penerapan UU Perbankan Syariah dan UU Surat Berharga Syariah Nasional (Sukuk).

3.Dalam spirit menyambut hari Sumpah Pemuda, rasa tanggung jawab dan cinta terhadap masa depan bangsa PKS menuntut segera atas pengesahan RUU Pornografi dalam rangka komitmen melaksanakan Pancasila, UUD 1945, menjaga keutuhan NKRI, meningkatkan kualitas seni budaya dan moralitas bangsa dalam semangat menghormati bhinneka tunggal ika.

4.Pentingnya mengawasi realisasi pelaksanaan anggaran belanja negara 20% untuk pendidikan nasional agar tidak menjadi lahan korupsi baru yang bertentangan dengan semangat merealisasikan ketentuan UUD itu. KPK dituntut untuk jeli mengawasi hal ini.

5.Mendesak kepada pihak PT Lapindo Brantas untuk lebih bertanggung jawab terhadap korban-korban kasus lumpur Lapindo, dan mendesak Presiden untuk segera merevisi Keppres tentang perluasan peta daerah terdampak.

6.Pertimbangan Koalisi

PKS akan memperjuangkan Indonesia Madani yang adil, sejahtera dan bermartabat
PKS siap berkoalisi dengan berbagai komponen bangsa yang sejalan dengan platform PKS untuk membangun Indonesia.
PKS akan berkoalisi dengan pihak-pihak yang :
a.Reformis dan anti korupsi
b.Sungguh-sungguh berjuang untuk kesejahteraan bangsa
c.Mampu mengelola Pemerintahan dan Negara secara professional
Sidang pleno Majelis Syuro PKS ke-10 menetapkan kandidat pemimpin Nasional dari kader PKS sebagai berikut :

1. DR. H.M. Hidayat Nur Wahid
2. Ir. H. Tifatul Sembiring
3. DR. H. Salim Segaff Al Jufri
4. H.M. Anis Matta Lc.
5. Prof. DR. H. Irwan Prayitno
6. H. Suharna Surapranata M.T.
7. DR. H. Sohibul Iman MSc.
8. DR. H. Surahman Hidayat, M.A.

Jakarta, 26 Syawal 1429 H / 26 Oktober 2009
sumber : pk-sejahtera online
[+/-] baca lebih lanjut ...

Sabtu, Oktober 25, 2008

PKS Terlalu Percayadiri

Oleh : Hermawan Sulistiyo

pks-tkp.ol, Jakarta – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam Pemilu 2009 menargetkan perolehan suara 20%. Namun dalam survei mutakhir Lembaga Survei Indonesia (LSI) Oktober ini, PKS mengalami penurunan dibanding perolehan suara yaitu sebesar 6,3%. Padahal dalam Pemilu 2004 PKS mencapai 7,2%.
Meski demikian, posisi PKS bak magnet bagi parpol papan atas lainnya. Sebut saja PDI Perjuangan yang mulai melakukan pendekatan dengan PKS. Bahkan PDI Perjuangan menempatkan PKS sebagai calon partner nomor dua, jika Partai Golkar menolak pinangan PDI Perjuangan.

Namun, bagi pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hermawan Sulistyo, perolehan PKS dalam Pemilu 2009 hanya akan mencapai 10%. “Harus diingat, PKS pemilu lalu hanya 7,2%,” kata Hermawan kepada INILAH.COM.

Selain itu, Kiki – demikian ia sering disapa – menilai, PKS saat ini terlalu percaya diri. Padahal, kata Kiki, jika PKS menggunakan basis kalkulasi pilkada, jelas tidak tepat.

“Memang dalam beberapa pilkada, calon PKS menang. Tapi harus diingat pilakda dan pemilu adalah dua hal yang berbeda,” tegasnya. Apa argumentasi Kiki yang memprediksikan PKS hanya meraih10%? Kenapa pula PKS dinilai over convident menjelang pemilu ini? Berikut ini wawancara lengkapnya:

Bagaimana pendapat Anda tentang langkah strategis bagi PKS untuk konteks saat ini?

Kalau bicara bukan idealitas, idelogosisasi. Artinya kalau orang bertahan dengan ideologinya, tidak peduli 1% atau berapa? Sama dengan PKS puas seperti kondisi saat ini. Tapi kalau PKS mau lebih perolehan suaranya, maka PKS tidak bisa eksklusif, tapi harus inklusif.

Sebetulnya, PKS secara perlahan-lahan telah memulai. Seperti tarik ulur persentuhan dengan Partai Demokrat dan SBY selama empat tahun terakhir ini, termasuk menarik Adang Darajatun menjadi cagub DKI yang bukan kadernya sendiri. Tapi persoalannya, PKS bisa meneruskan hal itu atau tidak? Kalau tidak, maka PKS cukuplah seperti saat ini saja.

Bagaimana pandangan Anda dengan menguatnya gagasan koalisi antara PDI Perjuangan dan PKS dalam Pilpres 2009 mendatang, karena dari masing-masing pihak berpikrian tidak ada lagi sekat ideologi di antara keduanya?

Ini menarik, karena baru dua tahun lalu saja, keduanya ada batas garis tegas. Seperti di PDI Perjuangan saat itu, boleh koalisi dengan partai mana pun, tapi asal bukan dengan PKS. Dan sebaliknya, sikap yang sama PKS terhadap PDI Perjuangan. Ini bukti, tidak ada musuh yang permanen dalam politik. Yang ada kepentingan yang permanen.

Tapi Anda melihat apakah memang tidak ada lagi batas-batas ideologi antara PDI Perjuangan dan PKS tersebut?

Ya. Coba kita lihat seluruh AD/ART partai politik dan kita hapus nama-namanya. Kita tidak tahu identifikasi partai. Jadi memang sama semua.

Bagaimana soal gagasan koalisi PDI Perjuangan dan PKS dalam Pemilu 2009 mendatang?

Kalaupun koalisi ini terjadi, saya melihat tidak cukup kuat kalau hanya PDI Perjuangan dan PKS. Jangan salah, PDI Perjuangan di atas kertas 20% massa solid. Dan di di PKS di atas kertas massa solid 7% atau nanti naik menjadi 10%. Maka total hanya 30%. Tapi, jika koalisi ini terjadi, maka belum tentu PDI Perjuangan plus PKS belum tentu 30%.

Kalau dari sisi internal antara PDI Perjuangan dengan PKS apakah akan menimbulkan resistensi di internal partai masing-masing?

Pasti ada resistensi. Salah satu upaya PKS dan PBB kan untuk memperjuangkan syariat Islam. Meski saat ini PKS menahan diri atas isu syariat Islam.

Artinya, dalam proses koalisi akan ada persoalan di tengah jalan?

Bisa saja. Tapi harus dicatat, koalisi itu tidak hanya bertujuan untuk pemenangan Pilpres saja, tapi koalisi selama lima tahun. Seperti dalam penyusunan kabinet. Itu ujian awal model koalisi seperti ini.

Jadi format koalisi seperti apa agar koalisi benar-benar bertujuan untuk menciptakan pemerintahan yang solid?

Saya melihat, jika PDI Perjuangan dan Partai Golkar berkoalisi, maka akan cukup kuat. Dari segi ideologi, mereka tidak bersebarangan. Tinggal atur kue di piring yang sama.

Lalu, bagaimana posisi ideal yang harus ditempuh PKS dalam Pemilu 2009 mendatang?

Saya melihat PKS terlalu percaya diri, karena kemenangan dalam pilkada. Tapi harus ingat pilkada itu figur daripada partai. Saya kira sulit bagi PKS menargetkan 15-20%. Masuk akal kalau PKS 10%, setidaknya maksimal 12%.

Dalam kondisi ini, PKS dapat menjadi penentu dalam pertimbangan politik. Tapi tidak dapat menentukan. PKS tidak bisa bertarung di antara partai besar dan menjadi penentu. Tetapi kalau dia memilih satu dari dua arus besar, maka PKS dapat menentukan keseimbangan politik.

Jadi apa yang rasional ditempuh PKS dalam Pemilu 2009?

Kalau perjuangan ideologis tanpa mempertimbangkan perolehan suara, maka bisa berkoalisi dengan partai Islam, seperti PPP dan PBB. Dengan model ini, koalisi akan kuat. Setidaknya dengan pola ini, dapat menjaga keseimbangan partai.
sumber : inilah.com
[+/-] baca lebih lanjut ...

Kader PKS Inginkan Hidayat Nurwahid

pks-tkp.ol, Jakarta - Nama mantan Presiden PKS Hidayat Nurwahid menjadi nama yang paling diinginkan para kader PKS untuk diusung dalam Pilpres 2009. "Hidayat yang paling kuat di sini," kata Presiden PKS Tifatul Semibiring di sela Musyawarah Majelis Syuro PKS yang berlangsung di Hotel Sahid, Jakarta, Jumat (24/10).

Namun saat ini, lanjut Tifatul, perdebatan yang terjadi adalah apakah nama capres akan diumumkan sebelum pemilu legislatif atau setelah pemilu legislatif.

"Yang mengatakan harus diumumkan sebelum pemilu legislatif beralasan dapat mendongkrak suara, selain itu pasca legislatif tenggang waktunya sedikit untuk menyosialisasikan calon," imbuh Tifatul.

Soal calon eksternal, Tifatul mengatakan PKS sedang mempertimbangkan akan berkoalisi dengan partai mana saja. "PKS setuju syarat capres 30 persen dalam RUU Pilpres. Karena setelah dipikirkan pada periode 2004 lalu dukungan yang terlalu kecil pada capres yang memenangkan pilpres justru merepotkan sendiri. Gampang digoyang dan deadlock," paparnya.

Dengan syarat persentase yang tinggi itu juga bisa mencegah 'penumpang' yang ikut bergabung dalam koalisi. "Setelah menang baru pada merapat, jadi dari sekarang disyaratkan saja 30 persen. Bisa satu putaran (pilpres) dan hemat biaya sampai Rp 700 miliar. Cocok dengan situasi sekarang," ujar Tifatul.

Tifatul mengungkapkan, hasil kajian Litbang DPP PKS menunjukkan, kondisi politi bangsa lebih stabil jika presiden terpilih diupayakan didukung lebih dari 40 persen suara.
sumber : inilah.com
[+/-] baca lebih lanjut ...

PKS Atur Siasat Rebut Kursi RI-1

pks-tkp.ol, Jakarta – Akhir pekan ini, Dewan Syuro PKS bakal berkumpul di Jakarta. Salah satu bahasannya adalah soal calon presiden dari partai yang tengah bersinar ini. Hidayat Nur Wahid, Adhyaksa Dault, dan Tifatul Sembiring mengerucut. Di kalangan aktivis, pengurus, dan elit Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera berkembang gagasan mengajukan calon presiden dan wapres pada Pemilihan Presiden 2009. Gagasan ini memiliki resonansi di daerah-daerah.

Kabarnya, tiga kader PKS dielus-elus untuk maju tanding dalam perebutan kursi RI-1 itu. Mereka, ya Hidayat, Adhyaksa, dan Tifatul. Nama-nama ini termasuk yang akan dibicarakan Dewan Syuro yang bertemu pada 24-26 Oktober ini.

Kaderisasi partai ini memang berjalan lebih baik dibanding beberapa partai lain. Citra partai ini juga terus menaik. Tampilnya para politisi muda berpendidikan, mengusung moral (Islami), kepedulian sosial, dan beberapa kegiatan dengan cara damai, telah menjadi daya tarik tersendiri terhadap partai ini.

Diperkirakan, perolehan suara partai ini akan naik dibanding Pemilu 2004. Target 20% bisa mungkin tercapai. Minimal, PKS disebut-sebut bakal mengantongi 10% suara.

Jika perolehan suara PKS mendekati 15%, kemungkinan partai ini sudah akan mengusung capres sendiri dengan mengajak partai lain berkoalisi. Petinggi PKS menyebut mereka baru akan mengajukan capres jika perolehan suara Pemilu legislatif mencapai 20%. Bahkan, dengan perolehan sedikit di atas 10% saja, PKS pun bisa jika berkoalisi dengan partai lain.

Tiga tokoh yang disebut-sebut, memang figur terbaik PKS saat ini. Hidayat, Ketua MPR, mantan Presiden PKS. Master dan doktor studi Islam Universitas Madinah, Arab Saudi, ini memiliki pengalaman dan jaringan yang kuat.

Pengalaman dan jaringan Adhyaksa, doktor teknik kelautan lulusan IPB dan master sosiologi dari UI, juga kuat. Dia dipandang memiliki pergaulan luas dan popularitas menonjol.

“Adhyaksa Dault bakal jadi kuda hitam di PKS,” kata pengamat politik, M Qodari dari Indo Barometer. Dalam berbagai survei LSM, Adhyaksa jadi kader PKS paling populer.

Akan halnya Tifatul, memang baru mencuat setelah menjadi Presiden PKS. Alumnus Universitas Trisakti ini mulai diperbincangkan meski belum pengalaman di pemerintahan.

Sejauh ini, baru Dewan Pimpinan Wilayah PKS Provinsi Gorontalo yang secara tegas mengusulkan dua nama untuk menjadi calon presiden dalam Pemilu 2009. Dua nama yang diusulkan kepada Majelis Syuro tersebut yakni Nur Wahid dan Adhyaksa sekaligus sebagai capres dan cawapres.

“Memang hak menetapkan capres bukan ada di DPW, tapi di Majelis Syuro. Namun kami ingin mengakomodir suara dari seluruh elemen PKS hingga ke akar rumput,” kata Ketua DPW PKS Gorontalo, Abdurahman Bahmid.

Dua figur yang diusulkan tersebut, karena keduanya merupakan keinginan kader akar rumput PKS di Gorontalo. Keduanya pun memiliki kapasitas persyaratan menjadi seorang pemimpin. Keduanya muda, energik, dan sama-sama memiliki prestasi, dan serius dalam bekerja di sektor pemerintahan dan kenegaraan.

Prestasi dan komitmen Nur Wahid sejauh ini telah teruji. Dia figur yang membangun PKS, dari partai dengan 1% suara menjadi 7% lebih.

Sementara, Adhyaksa yang selama ini telah bergelut dalam pemerintahan sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, tegas dan berani. Posisinya yang pernah memimpin KNPI menjadi salah satu alasan obyektif mengusulkan tokoh tersebut.

Alasan memilih keduanya sangat obyektif dan secara kebetulan keduanya juga terdiri dari Jawa dan non-Jawa. Nur Wahid dari Jawa dan Adhyaksa juga masih keturunan Gorontalo dan Sulsel. Adhyaksa dan Nur Wahid sama-sama rendah hati dan menyatakan semua pencalonan itu diserahkan kepada Allah Swt dan Dewan Syuro PKS.
sumber : inilah.com
[+/-] baca lebih lanjut ...

Kamis, Oktober 23, 2008

OKI Kutuk Serangan Yahudi ke Masjid Al-Aqsa

pks-tkp.ol, JEDDAH -- Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam (OKI) Prof. Ekmeleddin Ihsanoglu mengutuk keras aksi penerobosan berulang-ulang kelompok garis keras Yahudi ke dalam halaman Masjid Al Aqsa hingga ke pintu Al-Ghawanmeh dan Al-Magharbeh. Kelompok Yahudi garis keras dalam beberapa waktu belakangan ini menodai kesucian Al Aqsa dan mengotorinya dengan melakukan upacara agama Yahudi yang provokatif di halaman masjid suci itu.

Dalam suatu pernyataan, Sekjen OKI mengecam keras sikap kepolisian Israel yang melindungi para agresor Yahudi. Ia mengecam keras serangan itu dan menolak klaim pemerintah pendudukan Israel di kota Jerusalem bahwa halaman Masjidil Aqsa adalah ruang publik.

"(Halaman) Masjid adalah bagian integral Masjid Al Aqsa dan merupakan murni anugrah Islam," kata Sekjen OKI menegaskan.

Prof Ihsanoglu mengemukakan, aksi provokasi itu bisa meningkatkan ketegangan dan menyulut konflik yang lebih serius jika Masjid Al Aqsa selalu dijadikan sasaran agresi apapun.

sumber : republika online

[+/-] baca lebih lanjut ...

Nur Mahmudi Tes Pemkot Depok Baca Quran

pks-tkp.ol, Depok - Walikota Depok, Nur Mahmudi Ismail, melakukan tes secara langsung terhadap tiga pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok untuk membaca Al quran. Nur Mahmudi didampingi beberapa ustad untuk menguji 110 pejabat struktural. Bersama dengan Ustad Ikhsan Abdi, Nur Mahmudi menguji tiga pejabat tinggi di lingkungan Pemkot Depok yakni Sekretaris Daerah (Sekda) Winwin Winantika, Kepala Dinas Kebersihan Lingkungan Hidup Walim Herwandi, dan Kepala Badan Pembangunan Daerah (Bapeda) Khamid Widjaya.

"Sebagai pelayan masyarakat diwajibkan mencintai Al quran agar memiliki semangat, motivasi, gairah menjunjung tinggi kebenaran," kata Nur Mahmudi di Depok, Kamis (23/10).

Sebanyak 110 pejabat struktural di lingkungan Pemkot Depok yang terdiri atas kepala dinas, kepala bagian, kepala kantor, kepala kecamatan, dan kepala kelurahan dites membaca Al quran. Menurut Nur Mahmudi, gairah para pejabat membaca Al quran diharapkan menjadi suri tauladan bagi masyarakat Depok. Tes baca Al quran ini diharapkan dapat dijadikan contoh oleh seluruh warga masyarakat Depok untuk benar-benar memahami Al quran.

Lebih lanjut ia mengatakan, bagi pejabat yang belum bisa membaca Al quran, Pemkot menyediakan tujuh orang ustad dan satu orang ustadzah yang siap membimbing mereka cara membaca Al quran dengan cepat.

Ketika ditanya apakah ada sanksi bagi pejabat yang tidak dapat membaca Al quran, orang nomor satu di Depok tersebut mengatakan tidak akan memberikan sanksi apa pun kepada mereka yang tidak bisa baca Al quran.

"Tidak ada hubungannya antara jabatan dan membaca Al quran," jelasnya.

Usai menjalani tes membaca Al quran, Sekretaris Daerah (Sekda) Winwin Winantika mengaku gugup karena disaksikan banyak orang. "Saya sudah biasa baca Al quran tapi jadi gugup karena disaksikan banyak orang," jelas Winwin yang dites membaca surat Al-Anfal.

sumber : inilah.com

[+/-] baca lebih lanjut ...

Selasa, Oktober 21, 2008

Tekad PKS Jadikan Jawa Sebagai Basis Pada Pemilu 2009

pks-tkp.ol, "Kita perlu antisipasi gejolak. Karena saat ini warga Nahdliyin lebih pandai dibandingkan dengan dulu. Kini mereka bisa melihat apa yang sudah diberikan partai kepada dia," kata Sekjen DPP PKS, Anis Matta saat memberikan taziah politik sebelum meresmikan kantor baru DPW PKS Jatim, di Jalan Kartini 50, Surabaya, Sabtu (18/10/2008).

Surabaya - PKS akan memanfaatkan terpecahnya suara warga Nahdliyin dan nasionalis yang sudah mulai mengalami krisis kepercayaan dan terpecah. Untuk itu PKS mentargetkan suara 20 persen pada Pemilu 2009.

Hal ini ditegaskan Sekjen DPP PKS, Anis Matta saat memberikan taziah politik sebelum meresmikan kantor baru DPW PKS Jatim, di Jalan Kartini 50, Surabaya, Sabtu (18/10/2008).

"Kita perlu antisipasi gejolak. Karena saat ini warga Nahdliyin lebih pandai dibandingkan dengan dulu. Kini mereka bisa melihat apa yang sudah diberikan partai kepada dia," katanya.

Sementara, Ketua DPW PKS Jatim, Ja'far Tri Kuswahyono menjelaskan, jika saat ini warga Nahdliyin mengalami ketidakpuasan. Hal ini membuat PKS akan memaksimalkan keadaan tersebut.

"Warga Nahdiyin dan nasionalis memang paling banyak di Jatim dan kini mereka mengalami ketidakpuasan terhadap partainya dan itu akan membuat perubahan," jelasnya.

Selain itu, dalam Pemilu 2009 PKS ingin membuat tanah Jawa sebagai basisnya. "Kita akan jadikan tanah Jawa sebagai tanah teritorial oleh karena itu, kita krimkan para caleg-caleg kita yang kuat," imbuhnya.

sumber : pk-sejahtera online

[+/-] baca lebih lanjut ...

Hidayat & Adhyaksa Capres PKS?

pks-tkp.ol, Dua nama yang diusulkan oleh DPW PKS kepada Majelis Syuro DPP tersebut yakni Hidayat Nur Wahid dan Adhyaksa Dault, sebagai Capres RI periode 2010 hingga 2015.

Gorontalo - Seusai menggelar Musawarah Kerja Wilayah (Muskerwil), Minggu (19/10) malam, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Gorontalo akhirnya mengusulkan dua nama untuk menjadi calon presiden dalam Pemilu 2009.

Dua nama yang diusulkan oleh DPW PKS kepada Majelis Syuro DPP tersebut yakni Hidayat Nur Wahid dan Adhyaksa Dault, sebagai Capres RI periode 2010 hingga 2015.

"Memang hak menetapkan capres bukan ada di DPW, tapi ada di Majelis Syuro. Namun kami ingin mengakomodir suara dari seluruh elemen PKS hingga ke akar rumput," kata Ketua DPW PKS Provinsi Gorontalo, Abdurahman Bahmid.

Dua figur yang diusulkan tersebut, kata dia, karena keduanya merupakan keinginan kader akar rumput PKS di Gorontalo serta memiliki kapasitas yang memenuhi persyaratan menjadi seorang pemimpin. "Keduanya muda, energik, dan sama-sama memiliki prestasi," tukasnya.

Ia menambahkan, prestasi dan komitmen Hidayat sejauh ini telah teruji di antaranya dengan membangun PKS yang tadinya hanya memperoleh suara satu persen menjadi tujuh persen lebih.

Sementara, Adhyaksa Dault yang selama ini telah bergelut dalam pemerintahan sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga serta memimpin KNPI, juga menjadi salah satu alasan obyektif dalam mengusulkan tokoh tersebut.

"Alasan memilih keduanya sangat obyektif dan secara kebetulan keduanya juga terdiri dari Jawa dan non Jawa. Hidayat dari Jawa dan Adhyaksa juga masih keturunan Gorontalo," jelasnya.

Dalam rekomendasi hasil Muskerwil yang digelar tersebut, PKS bertekad membangun rasa kebersamaa dalam bekerja dan berkarya maksimal untuk memenuhi target partai.

Selain itu, PKS juga menegaskan kembali target pemenangan partai 30 persen kursi dalam Pemilu 2009 di Provinsi Gorontalo, baik untuk DPRD Provinsi maupun kabupaten dan kota, serta menyerukan kepada seluruh kader untuk memaksimalkan kerja mencapat target itu.

sumber : pk-sejahtera online

[+/-] baca lebih lanjut ...

PKS: Hidayat atau Tifatul

pks-tkp.ol, Kemungkinan kader yang akan mereka ajukan adalah Hidayat Nurwahid, mantan Presiden PKS yang saat ini menjabat Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Pilhan kedua adalah Tifatul Sembiring, Presiden PKS.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menargetkan perolehan suara Pemilu legislatif 2009 sebesar 20 persen. Jika target itu terpenuhi, PKS akan mengajukan Calon Presiden (Capres) sendiri. Dua kader PKS paling berpeluang jadi Capres atau Cawapres (Calon Wakil Presiden) adalah Hidayat Nurwahid atau Tifatul Sembiring. Kaderisasi partai ini berjalan sangat baik dibanding beberapa partai lain. Citra partai ini juga terus menaik. Tampilnya para politisi muda berpendidikan dan mengusung moral (Islami), kepedulian sosial dan beberapa kegiatan dengan cara damai telah menjadi daya tarik tersendiri partai ini. Diperkirakan, perolehan suara partai ini akan naik dibanding Pemilu 2004. Target 20 persen bisa mungkin tercapai, paling sedikit suara 10 persen kemungkinan besar akan tercapai.

Jika preolehan suara PKS mendekati 15 persen, kemungkinan partai ini sudah akan mengusung Capres sendiri dengan mengajak partai lain berkoalisi, walaupun para petinggi partai ini menyebut bahwa partai ini baru akan mengajukan Capres jika perolehan suara Pemilu legislatif mencapai 20 persen. Bahkan dengan perolehan sedikit di atas 10 persen saja, PKS kemungkinan sudah akan mengajukan Capres sendiri berkoalisi dengan partai lain.

Jika PKS mengajukan Capres sendiri, kemungkinan kader yang akan mereka ajukan adalah Hidayat Nurwahid, mantan Presiden PKS yang saat ini menjabat Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Pilhan kedua adalah Tifatul Sembiring, Presiden PKS. Kedua kader PKS ini berusia lebih muda dibanding beberapa tokoh (kandidat Capres) lainnya. Hidayat dan Tifatul akan berusia 48 tahun saat Pilpres 2009 diadakan. Sementara, SBY menginjak usia 60, Megawati Soekarnoputri 62 tahun, Wiranto (62), Sultan Hamengku Buwono X (63), Akbar Tandjung (64), dan Sutiyoso (65), Amien Rais (65), M Jusuf Kalla (67) dan Abdurrahman Wahid (69).

Jadi Hidayat atau Tifatul bisa mewakili generasi muda (generasi baru) dalam pertarungan merebut kepemimpinan nasional pada 2009 nanti. Dalam hal apakah kedua tokoh ini akan benar-benar tampil sanagt tergantung pada keputusan PKS. Perlu dicatat, dalam hal penentuan siapa di antara kedua tokoh ini atau kader PKS lain, menjadi Capres atau Cawapres, sejauh ini, partai ini sangat taat pada mekanisme partai. Segala keputusan diambil dalam mekanisme partai yang berpuncak pada Majelis Suryo. Dan siapa pun yang ditetapkan melalui mekanisme partai, selalu mendapat dukungan sepenuhnya dari para kader dan kepengurusan di semua tingkatan. Mesin politik partai ini berjalan dengan baik.

Hal ini pula yang memberi nilai tambah pada posisi tawar partai ini jika berkoalisi dengan partai atau tokoh lain. Sementara, dengan partai mana dan tokoh mana PKS akan berkoalisi sangat ditentukan pada persamaan visi dan misi. Berkoalisi dengan partai berbasis Islam lainnya, sangat memungkinkan. Namun secara taktis dan strategis, PKS lebih memungkinkan berkoalisi dengan Partai Hanura, Partai Demokrat, Partai Golkar dan/atau PDI-P.

Tapi masalahnya, keempat partai ini berniat mengajukan Capres sendiri, apalagi Partai Demokrat dan PDIP sudah pasti mengusung Capres sendiri yakni SBY dan Megawati. Maka jika PKS mengusung Capres sendiri, paling berpeluang berkoalisi dengan Partai Golkar. Tapi jika dilihat dari kedekatan tokoh (figur), PKS kemungkinan akan berkoalisi dengan Partai Hanura (jika Hanura meraih suara 3-5 persen saja dalam Pemilu legislatif) dengan mengusung Wiranto sebagai Capres berpasangan dengan Hidayat Nurwahid atau Tifatul Sembiring sebagai Cawapres.

PKS sendiri sudah mulai menghitung kekuatan koalisi pasca Pemilu 2009. Menurut Presiden PKS Tifatul Sembiring, PKS menyadari bahwa pada 2009 belum mampu menjadi partai yang mendapat suara mayoritas (single majority). Dijelaskan, sistem pemilu dengan multipartai sederhana seperti yang berlaku di Indonesia sekarang ini dinilai tidak mungkin menciptakan single majority. Tifatul memprediksi, dalam Pemilu 2009 tidak akan ada partai yang meraih suara di atas 25 persen.

Tifatul mengatakan, mozaik kebhinekaan kekuatan parpol di Indonesia sangat cair. Menurutnya, Indonesia tak lagi ’kuning. Kini, parta-partai papan atas dan tengah saling berbagi kekuatan di seluruh wilayah Indonesia.

Tifatul mengungkapkan, beberapa studi terakhir menemukan koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi kekuatan paling ideal dalam membangun pemerintahan. “Riset terakhir, PDIP dan PKS paling kuat kalau membentuk koalisi,” ujar Tifatul.

Namun, ungkap Tifatul, visi PKS tentang calon presiden ideal di 2009 tak segaris dengan PDIP. Dalam visi PKS, calon presiden ideal harus dari kalangan muda. “Kita butuh presiden balita, bawah lima puluh tahun,” ungkapnya. Sementara PDI-P telah memutuskan akan kembali mengusung Megawati Soekarnoputri sebagai Capres pada Pemilu 2009.

Tifatul menjelaskan, permasalahan yang dihadapi Indonesia sangat kompleks. Karena itu, katanya, seorang calon presiden harus mempunyai pemikiran segar dan matang untuk menemukan solusi atas kesulitan bangsa. Dia harus tahu what dan how-nya. Yang pasti, kata Tifatul, permasalahan ini tidak bisa diatasi dengan iklan di TV, main film, dan nyanyi-nyanyi.

Sementara itu, dalam beberapa kali survei internal PDI-P untuk menjaring Cawapres pendamping Megawati, nama Hidayat Nur Wahid salah satu nominasi unggulan. Dari lima nominasi unggulan, hanya Hidayat yang berumur di bawah 50 tahun. Perpaduan Megawati (PDI-P) dan Hidayat Nurwahid (PKS) dinilai berbagai pihak cukup ideal merepresentasikan pelangi kebhinnekaan. Pasangan ini, diprediksi akan sangat berpeluang memenangkan Pilpres 2009.

Pilihan lain, kemungkinan PKS akan berkoalisi dengan Partai Golkar. Sebagaimana pernah dikemukakan Ketua Partai Golkar Priyo Budi Santoso, salah satu alternatif yang dipertimbangkan Partai Golkar dalam pemilu presiden nanti adalah menggandeng partai politik berbasis Islam. Untuk Capres-Cawapres, salah satu alternatif Ketua Umum Partai Golkar M Jusuf Kalla disandingkan dengan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid. “Kombinasi itu bisa dibalik menjadi Hidayat-Kalla kalau perolehan suara PKS pada Pemilu 2009 mengungguli Partai Golkar,” kata Priyo.

Kemungkinan lain, yang juga berpeluang meraih suara signifikan, jika tidak jadi pemenang, paling tidak di urutan kedua, PKS berkoalisi dengan Partai Demokrat yang diperkirakan perolehan suara Pemilu legislatifnya akan mencapai 10-12 persen. Koalisi ini akan mengusung SBY-Hidayat atau SBY-Tifatul.

Dari berbagai kemungkinan, yang paling pasti adalah PKS akan mengusung kadernya (Hidayat atau Tifatul) sebagai Cawapres. Partai ini, diperkirakan akan mengajukan Cawapres sebagai syarat utama untuk berkoalisi dengan partai lain dalam Pilpres 2009. Kemudian, setelah itu pada Pilpres 2014 akan mengajukan Capres sendiri. Partai ini diperkirakan akan cukup siap menempatkan kadernya sebagai Presiden 2014-2019.

sumber : pk-sejahtera online

[+/-] baca lebih lanjut ...

Pelita : Santunan Beasiswa


oleh : Nur Afif En.

pks-tkp.ol, Bandarlampung, selamat kepada 11 orang putra-putri dari Kelurahan Pelita - TKP, yang telah mendapatkan beasiswa dari DPC PKS Tanjungkarang Pusat. Acara penyerahan beasiswa tersebut berlangsung bersamaan dengan acara Halal bi Halal DPRa Kelurahan Pelita. Kegiatan ini berlangsung di kediaman salah satu simpatisan PKS pada hari Ahad 19 Oktober 2008 jam 20:00 waktu setempat.

Turut hadir Calon Anggota Dewan (CAD) dari Daerah Pilihan (DP) V yang meliputi 3 kecamatan, yaitu : Tanjungkarang Pusat, Tanjungkarang Barat dan Kemiling. Para CAD yang hardir adalah : Ibu Ir. A. Puji Purwanti (Anggota Dewan Kota Bandarlampung, CAD Kota Bandarlampung No. Urut 8), Ibu Trisakti Wijayana, Amd (CAD Kota Bandarlampung No. Urut 2), Bapak Joko Supriyatno (CAD Kota Bandarlampung No. Urut 7), Bapak Muklas E. Bastari, SE (CAD Propinsi Lampung No. Urut 2).

Dalam sambutannya, Bapak Muklas EB, SE memohon dukungan dari masyarakat Pelita khususnya agar di Pemilu 2009 nanti dapat mengamanahkan kepemimpinan bangsa ini kepada PKS. Mengingat banyaknya oknum yang menyelewengkan amanah yang saat ini banyak diekspos di media masa. Saat ini PKS masih steril dan diharapkan dapat istiqomah sampai tahun-tahun mendatang.

Suksesnya acara pembagian santunan beasiswa ini tak luput dari peran serta Lembaga Amil, Zakat dan Infak (LAZDAI) Lampung yang saat ini dipimpin oleh Bapak Prihtiono, SSi sebagai Direktur Pelaksana Harian. Tentu juga peran serta seluruh kader dan simpatisan di bawah arahan Bapak Hendri selaku Ketua DPRa Kelurahan Pelita.(NA)
[+/-] baca lebih lanjut ...



BIODATA


Nama :
JOKO SUPRIYATNO
(Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota Bandar Lampung No. Urut 7 Daerah Pilihan V)

Tempat/Tgl Lahir :
Tanjungkarang 23 Oktober 1971

Alamat :
Jl. Agus Salim Gg. Rahayu No. 20 Kelapatiga - Tanjungkarang Pusat
Telp. (0721) 240068, HP. 081540948588, (0721) 7561034

Istri :
Titin Khotijah Nilawati, anak 5 orang

Pekerjaan :
Wiraswasta

Pendidikan :
- SDN IV Sukajawa
- SMPN V Gotong Royong - Tanjungkarang
- SMA Utama - Tanjungkarang

Pengalaman Organisasi :
- Bendahara DPC PK Tanjungkarang Pusat 1998
- Bendahara DPC PKS Tanjungkarang Pusat 2004
- Ketua DPC PKS Tanjungkarang Pusat 2007-2009
- Koordinator Humas HIMPAUDI 2008-2013
- Ketua Komite MIN Sukajawa 2008
- Dirut PAUD Harapan Bunda 2007
[+/-] baca lebih lanjut ...



BIODATA


Nama :
AGUS RIN WIRAWAN, S.P.
(Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota Bandar Lampung No. Urut 3 Daerah Pilihan V)

Tempat/Tgl Lahir :
Tanjungkarang 25 Desember 1975

Alamat :
Jl. Cut Nyak Din Gg. Ratu Adil No. 35 Durian Payung - Tanjungkarang Pusat
Telp. (0721) 254411, HP. 085279679776, 085279500999

Istri :
Yuni Karnelis, S.T.P, anak 2 orang

Pekerjaan :
Dosen UMPTB

Pendidikan :
- SD Persit
- SMPN 5 Gotong Royong - Tanjungkarang Pusat
- SMAN 1 Tanjungkarang
- Fakultas Pertanian UPN Yogyakarta

Pengalaman Kerja :
- PT. BNILTulang Bawang
- PT. Toyota Bio Indonesia

Pengalaman Organisasi :
- Senat Mhs UPN Yogyakarta
- Ketua Keluarga Mhs Islam UPN Yogyakarta
- Ketua Bidang Pemberdayaan Masyarakat KAMMI Yogyakarta
- Deputi Pemuda Lingkungan Partai Keadilan
- Gerakan Pemuda Bersih Narkoba
- Sekertaris DPC PKS Tanjungkarang Pusat
- Ketua Deputi Kepanduan DPW PKS Lampung
- Sekertaris Bidang Pembinaan Pemuda DPW PKS Lampung
- Alumni Pendidikan Ketahanan Nasional Pemuda (Tannasda) Angkatan-I
[+/-] baca lebih lanjut ...

Jumat, Oktober 17, 2008

PKS Lampung Ditargetkan Pendulang Suara Terbesar setelah Jawa

pks-tkp.ol, Tifatul juga menambahkan, untuk mengejar kemenangan itu seluruh kader harus memiliki lima kelebihan. “Lebih dulu dalam bergerak, melangkah, lebih jauh menganalisa satu persoalan, lebih cepat dan lebih solid dan kompak,” kata dia.

PK-Sejahtera Online: PKS Lampung ditargetkan mendulang suara terbesar pada pemilu 2009 mendatang setelah pulau Jawa. Demikian hal itu disampaikan Presiden PKS Tifatul Sembiring di Way Halim, Bandar Lampung 10 Oktober lalu.. Kenaikan yang diharapkan sekitar 30 persen dari perolehan suara tahun 2004 lalu.

Untuk menunjang perolehan suara sebesar 30 persen itu, Tifatul menguraikan beberapa strategi jitu dihadapan 500-an kader PKS Bandar Lampung yang hadir pada acara halal bi halal di Museum Lampung. “Tahapan itu terbagi atasi tiga, dan masing-masing tahapan terdapat serangan udara (media), altileri (tokoh, jaringan dll) dan infantry (door to door campaign) atau lebih dikenal dengan Direct Selling (DS),” tutur Tifatul Sembiring kepada kader.

Tifatul juga menambahkan, untuk mengejar kemenangan itu seluruh kader harus memiliki lima kelebihan. “Lebih dulu dalam bergerak, melangkah, lebih jauh menganalisa satu persoalan, lebih cepat dan lebih solid dan kompak,” kata dia.

Saat di singgung koalisi dengan partai lain dalam pemilihan presiden, Tifatul mengatakan PKS terbuka dan siap berkoalisi dengan partai mana pun. “Kita Wait and See aja soal pilpres,” tambahnya. Menurutnya, PKS siap mendukung presiden yang mau menyelesaikan persoalan bangsa.

Demikian halnya dengan mencalonan dari kader sendiri, Tif juga mengatakan akan mengusung kader sendiri jika pada pemilu 2009 PKS meraih suara 20 persen. Tentunya calon yang di usung adalah ‘balita’ alias berusia dibawah 50 tahun. Siapa dia? Masih menurut Presiden PKS, siapapun calon yang di usung PKS pasti berdasarkan keputusan syuro (musyawarah) dan kader itu harus siap untuk di usung.

Usai menjadi khatib jumat di Masjid Add’ua, Tifatul Sembiring beserta bebrapa jamaah solat jumat memandu muallaf Husein dalam mengikrarkan syahadatnya. “Usai mengucapkan Syahadat tadi, sekarang Anda resmi beragama Islam. Selamat ya!” pungkas Tifatul sambil menjabat tangan Husein dengan erat.[Nie]
sumber : pk-sejahtera online
[+/-] baca lebih lanjut ...

Rabu, Oktober 15, 2008

Hawa Yilmaz, Memperjuangkan Jilbab di Turki

pks-tkp.ol, Dengan sikap relijius dan rasa percaya dirinya yang tinggi, Yilmaz mulai menemukan jalan untuk ikut serta dalam aktivitas-aktivitas politik dan hak asasi di negaranya. Ia ikut mengkampanyekan agar kampus-kampus mengizinkan mahasiswinya mengenakan jilbab.

Meski pernah menjadi pusat kekhalifahan Islam, di negara sekular Turki isu-isu agama menjadi isu yang sangat sensitif, termasuk isu jilbab. Namun bagi Muslimah-Muslimah Turki yang memiliki keimanan yang teguh, jilbab tetap mereka gunakan meski resikonya mereka tidak bisa kuliah di perguruan tinggi. Para Muslimah itu juga tak lelah memperjuang hak berjilbab di negeri yang mayoritas penduduknya Muslim itu.

Hawa Yilmaz, tidak pernah menyesali keputusannya mengenakan jilab ketika ia berusia 16 tahun. Meski ketika itu belum tidak menyadari, bahwa keputusannya itu akan membawa perubahan pada dirinya. Sebuah keputusan yang kemudian membawanya menjadi seorang Muslimah yang ikut memperjuangan hak-hak berjilbab bagi Muslimah di negerinya, Turki.

Seperti kebanyakan remaja umumnya, Yilmaz merasa bingung dengan karakter dan jati dirinya. Ia merasa tidak ada ketulusan dan penuh kepura-puraan dalam hidup ini. Hingga ia memutuskan untuk mengenakan jilbab.

"Setelah saya mengenakan jilbab, saya akhirnya menemukan jati diri saya," kata Yilmaz

Namun, seiring dengan bertambahnya usia, Yilmaz menemui banyak kendala yang dihadapinya karena ia berjilbab. Terutama ketika ia ingin melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi karena Turki melarang Muslimah mengenakan jilbab di sekolah maupun universitas. Orangtua Yilmaz sangat marah ketika ia keluar dari sekolah. Tapi Yilmaz tidak mau menuruti aturan sekolah yang mengharuskannya melepas jilbab.

Keluar dari sekolah, Yilmaz yang tetap berjilbab ikut dalam kelompok pembaca filosofi politik dan banyak mempelajari pemikiran dan buku-buku yang ditulis para pemikir serta filsuf Barat yang terkenal. Yilmaz juga mengambil kelas sosiologi di sebuah lembaga pendidikan. Dengan sikap relijius dan rasa percaya dirinya yang tinggi, Yilmaz mulai menemukan jalan untuk ikut serta dalam aktivitas-aktivitas politik dan hak asasi di negaranya. Ia ikut mengkampanyekan agar kampus-kampus mengizinkan mahasiswinya mengenakan jilbab.

Ketika Partai Pembangunan dan Keadilan (AK)-partai yang sekarang berkuasa di Turki-mengajukan draft undang-undang untuk melindungi hak berjilbab, Yilmaz dan dua orang sahabatnya ikut long-march ke Istanbul untuk mendukung draft tersebut.

"Rasa menyakitkan saat kita mengalami situasi dimana pintu-pintu universitas dengan kasar ditutup tepat di muka kita, mengajarkan kami satu hal, bahwa problem kita yang sesungguhnya adalah mental melarang, sikap mental yang merasa punya hak untuk mengintervensi kehidupan orang lain," ujar Yilmaz.

Pernyataan-pernyataan Yilmaz dan dua rekannya yang menyentuh, membuat ketiganya kerap diundang dalam program talk-show di televisi dan diwawancarai oleh koran dan radio.

Yilmaz, adalah sosok muda yang mulai banyak tumbuh di Turki, yang buka semata-mata memperjuangkan Islam. Mereka adalah anak-anak muda yang menuntut persamaan hak untuk semua kelompok minoritas. Yilmaz dan rekan-rekannya membentuk organisasi Young Civilians, sebuah kelompok yang mengkritisi isu-isu nasional di Turki, misalnya sikap Turki terhadap kelompok minoritas Kurdi di negeri itu.

Meskipun kampanye jilbab belum sukses, Yilmaz menyatakan tidak akan pernah menyerah. "Apa yang kita lakukan adalah sesuatu yang berharga. Banyak orang yang mendengar suara kita. Jika kita bekerjasama, kita bisa memperjuangkannya," tandas Yilmaz.

Seperti diketahui, bulan Juni kemarin, pengadilan tertinggi di Turki menganulir undang-undang yang telah dimenangkan Partai Pembangunan dan Keadilan. Dengan adanya undang-undang itu, seharusnya sekolah dan universitas-universitas di Turki mencabut larangan berjilbab. Tapi setelah undang-undangnya dianulir atas tuntutan kelompok sekuler di Turki, larangan berjilbab tetap diberlakukan. Perjuangan para aktivis jilbab di Turki pun nampaknya masih panjang.

sumber : eramuslim.com
[+/-] baca lebih lanjut ...

PKS 'Hidup' dalam Caci Maki

pks-tkp.ol, “Kalau sudah punya cabang di mana-mana, di 5 benua, di dasar samudera, di ruang angkasa, emangnya kenapa? Sombong luh PKS, awas lho entar kuwalat-lat-lat-lat!,” ada yang sebegitu pedas mungkin cercaannya.

“Punya ratusan kader bergelar doktor dan ribuan sarjana saja sudah sok hebat, berlagak angkuh dan merendahkan pihak lain,“ ujar sejumlah kalangan menohok partai si bulan dan si padi.

“Tidak ada jaminan gelar pendidikan setinggi itu bisa menuntaskan permasalahan bangsa; yang penting kerja bung, bukan gelar“, tambah mereka yang semakin kesal dengan ulah PKS.

Sesungguhnya dunia cerca-mencerca, caci-memaki dan hina-menghina bukanlah barang baru dalam sejarah manusia. Itu sudah ada sejak dulu, setua sejarah kemanusiaan itu sendiri. Jadi arena caci-maki pun sesungguhnya warisan masa lalu, bedanya sekarang hujatan itu dihiasi bunga-bunga berbau PKS.

Sejarah membuktikan, semakin dewasa dan arif seseorang, maka semakin jauhlah ia dari perbuatan mencaci orang lain. Kedewasaan ini membuatnya mengedepankan ungkapan santun penuh kesejukan.

Sebaliknya begitu, semakin bijak dan dewasa seorang anak Adam, semakin sabar dan berwibawalah ia dalam menghadapi caci maki yang dialamatkan kepadanya, tanpa terpancing membalas cemoohan itu. Karena ia sadar, di balik hujan caci-maki, pasti ada hikmah kebaikan dari Tuhan. Jadi PKS patut bersyukur dengan semprotan lisan itu.

Di antara kebaikan dicerca adalah semakin terkokohkannya sifat atau akhlak mulia dalam diri seseorang. Sebut saja sifat mau dikoreksi dan membenahi diri. Sebab bisa jadi cercaan itu mengandung kebenaran, dan ini sangat bagus buat perbaikan PKS.

Selain itu, melalui penghinaan, PKS barangkali sedang dilatih untuk memaafkan. Karena bisa jadi yang mencaci-maki itu suatu saat insaf dan akan menjadi sahabat paling setia dan paling tulus dengan cara dimaafkan.

Penelitian ilmiah menyebutkan, memaafkan dapat menjadikan seseorang tidak mengulangi lagi perbuatan tidak baik yang pernah dilakukannya kepada seseorang. Di samping itu, kata para ilmuwan, memaafkan itu mendatangkan kesehatan jiwa dan raga.

Ilmuwan psikologi asal AS, Harry M Wallace dkk telah menerbitkan karyanya di jurnal ilmiah Journal of Experimental Social Psychology, volume 44, Maret 2008. Dalam bahasa Indonesia hasil judul temuan ilmiah itu berbunyi “Dampak memaafkan terhadap hubungan antar-pribadi: Apakah memaafkan akan menghalangi atau mendorong terulangnya perbuatan tercela terhadap orang lain?”

Hasilnya sungguh menakjubkan. Pernyataan maaf dari orang yang teraniaya kepada si pelaku perbuatan zalim itu ternyata membuat si pelaku pada umumnya tidak mau melakukan perbuatan buruk itu lagi. Tidak heran jika di negara maju, ‘memaafkan’ kini menjadi salah satu solusi bagi penanganan konflik antar pribadi, maupun antar kelompok masyarakat.

Memaafkan ternyata memiliki dampak positif terhadap kesehatan jiwa raga. Bahkan penggunaan ‘obat memaafkan sudah diujicobakan dalam penanganan pasien, dan berhasil baik. Ini diuraikan panjang lebar oleh Worthington Jr., pakar psikologi di Virginia Commonwealth University, AS, dkk dalam karya ilmiahnya, Forgiveness in Health Research and Medical Practice (Memaafkan dalam Penelitian Kesehatan dan Praktik Kedokteran), di jurnal Explore, Mei 2005.
sumber : inilah.com
[+/-] baca lebih lanjut ...

PKS Memang Partai Tempe

pks-tkp.ol, Orang Indonesia pasti kenal tempe. Tapi tak banyak yang sadar bahwa ada kemiripan antara PKS dengan tempe.

Untuk membuat Tempe, kedelai dikuliti dan dimasak dengan air hingga dihasilkan kedelai rebus warna kuning tanpa kulit ari. Setelah dicampur ragi (jamur tempe) dan didiamkan 36-40 jam, kedelai akan terbalut benang-benang jamur padat berwarna putih bak kapas. Jika terlalu lama disimpan, maka akan muncul spora jamur yang kadang berwarna hitam.

Tempe yang terlalu lama dibiarkan ini akhirnya memiliki 3 kombinasi warna: kuning (kedelai), putih (benang-benang jamur) dan hitam (spora jamur). Warna hitam bisa ditambahkan dengan memanggang tempe itu di atas api hingga sedikit gosong. Ketiga warna ini adalah corak khas Partai Keadilan Sejahtera.

Jika diiris melintang, pada permukaan tempe yang teriris itu akan terlihat biji-biji kedelai berbentuk menyerupai bulan sabit kuning, simbol PKS. Jika beruntung, orang bisa menemukan dua biji kedelai berukuran sama dengan posisi saling membelakangi, sehingga mirip bentuk dua bulan sabit kembar, logo PKS.

Tempe sudah diakui kehebatannya oleh para pakar kesehatan, ahli gizi dan ilmuwan mikrobiologi. Kandungan gizi tempe, seperti aneka vitaminnya, telah diteliti dan diterbitkan di jurnal ilmiah oleh ilmuwan, di antaranya Keith H Steinkraus (AS), Jutta Denter (Jerman) dan N Okada (Jepang).

Mirip tempe, kiprah PKS sudah dicermati pakar sosial politik mancanegara. Sebut saja Rachel Rinaldo asal Department of Sociology, University of Chicago, AS, yang menerbitkan hasil penelitian ilmiahnya tentang PKS bulan Maret 2008 lalu. Ada lagi Elizabeth Fuller Collins, profesor bidang Classics and World Religions di Ohio University yang bersama rekannya sempat menerbitkan kajiannya terhadap parpol nomor 8 ini dengan judul ‘Islam dan demokrasi! PKS, Partai baru yang berhasil adalah alternatif moderat pengganti Islamisme radikal’ di jurnal Inside Indonesia.

Dengan segudang khasiatnya tempe sudah masuk daftar makanan tersehat dunia. Bahkan perusahaan tempe dan ragi tempe sudah banyak berdiri di negeri seberang, seperti: Sariraya (Jepang), Top Cultures (Belgia), Alberts (Jerman), dan Primasoy (Australia).
sumber : inilah.com
[+/-] baca lebih lanjut ...

Umur Generasi Politik Lama Cuma Sampai 2009

pks-tkp.ol, Setelah ini mereka akan surut dari pentas politik nasional dan saatnya digantikan generasi politik baru yang membawa inovasi-inovasi segar dan mimpi-mimpi dan harapan baru tentang Indonesia di masa depan.

Tahun 2009 adalah akhir era generasi politik lama. Setelah ini mereka akan surut dari pentas politik nasional dan saatnya digantikan generasi politik baru yang membawa inovasi-inovasi segar dan mimpi-mimpi dan harapan baru tentang Indonesia di masa depan. Demikian diungkapkan Presiden PKS, Ir. H. Tifatul Sembiring di Auditorium UPN Veteran Yogyakarta ketika memberi tushiyah Syawalan Akbar PKS DIY, (12/10).

Dalam kesempatan itu, Tifatul mengingatkan untuk mensukseskan agenda reformasi maka harus dibarengi dengan regenerasi kepemimpinan dalam segala lini. 'Karena pada hakekatnya reformasi selain gerakan perbaikan kondisi juga regenarasi para pemimpin negeri!”

Lebih lanjut Tifatul mengatakan bahwa di masa datang Indonesia membutuhkan pemimpin-pemimpin muda yang enerjik profesional sehingga secara kreatif mampu menghadirkan solusi bagi permasalahan bangsa dan negara.

Menyinggung krisis global terutama yang memporak-porandakan bangunan ekonomi Amerika Serikat, Tifatul menilainya hal itu merupakan bentuk makar atau adzab Alloah, karena AS selama ini telah membunuhi ribuan kaum muslimin di Irak dan Afghanistan.

Mengingat dampaknya juga sangat berpengaruh pada kondisi perekonomian Indonesia, Tifatul mengajak kepada semua pihak, baik swasta, maupun pemerintah, dunia perbankan, para pengusaha dan masyarakat untuk menghadirkan solusi dan mengeratkan kerja sama. "Jangan ada yang sengaja membolongi perahu Indonesia yang sedang oling ini untuk egoisme pribadi dan kepentingan sesaatnya," cetusnya. (mis/pks jogja).
sumber : pk-sejahtera.org
[+/-] baca lebih lanjut ...

DeLancey, Perjalanan Spiritual Seorang Pembantu Pastor Menjadi Seorang Muslim

pks-tkp.ol, "Saya tidak bisa menemukan jawaban-jawabannya di Alkitab. Begitu saya sadar bahwa Trinitas cuma sebuah mitos dan bahwa Tuhan cukup kuat untuk "menyelamatkan" seseorang tanpa membutuhkan bantuan dari seorang anak atau siapapun, atau apapun.

Semuanya kemudian berubah. Keyakinan saya selama ini terhadap ajaran Kristen runtuh. Saya tidak lagi mempercayai ajaran Kristen atau menjadi seorang Kristiani."

Jalan untuk meraih cita-citanya sebagai pastor atau pemimpin misionaris terbuka lebar, namun jalan yang terbentang itu justru membawanya untuk mengenal Islam. Sehingga ia akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang Muslim dan melepaskan semua ambisinya, meski pada saat itu ia sudah menjadi pembantu pastor. Dia adalah Abdullah DeLancey, seorang warga Kanada yang menceritakan perjalanannya menjadi seorang Muslim.

"Dulu, saya adalah penganut Kristen Protestan. Keluarga saya membesarkan saya dalam ajaran Gereja Pantekosta, hingga saya dewasa dan saya memilih menjadi seorang jamaah Gereja Baptist yang fundamental," kata DeLancey mengawali ceritanya.

Menurutnya, sebagai seorang Kristen yang taat, kala itu dia kerap terlibat dengan berbagai aktivitas gereja seperti memberikan khotbah pada sekolah minggu dan kegiatan-kegiatan lainnya. "Saya akhirnya terpilih sebagai pembantu pastor. Saya benar-benar ingin mengabdi lebih banyak lagi pada Tuhan dan memutuskan untuk mengejar karir sampai menjadi seorang Pendeta," tutur DeLancey yang kini bekerja memberikan pelayanan pada para pasien di sebuah rumah sakit lokal.

Keinginannya, sebenarnya menjadi seorang Pastor atau menjadi seorang misionaris. Namun ia berpikir, jika menjadi seorang Pendeta maka akan memperkuat komitmen hidupnya dan keluarganya pada gereja secara penuh. DeLancey pun mendapatkan beasiswa untuk mengambil gelar sarjana di bidang agama.

"Sebelum mengikuti kuliah di Bible College, saya berpikir untuk lebih menelaah ajaran-ajaran Kristen dan saya mulai menanyakan sejumlah pertanyaan-pertanyaan serius tentang ajaran agama saya. Saya mempertanyakan masalah Trinitas, menagapa Tuhan membutuhkan seorang anak dan mengapa Yesus harus dikorbankan untuk menebus dosa-dosa manusia seperti yang disebutkan dalam Alkitab," ujar DeLancey yang dikaruniai tiga anak dari perkawinannya selama hampir 20 tahun.

Hal lainnya yang menjadi tanda tanya bagi DeLancey, bagaimana bisa orang-orang yang disebutkan dalam "Kitab Perjanjian Lama" bisa "selamat" dan masuk surga padahal Yesus belum lahir. "Saya dengan serius merenungkan semua ajaran Kristen, yang selama ini saya abaikan," sambung DeLancey. Ia mengakui tidak mendapatkan jawaban yang masuk akan dan cukup beralasan atas semua pertanyaan-pertanyaan yang menjadi dasar ajaran Kristen itu.

"Lantas, untuk apa Tuhan memberikan kita akal yang luar biasa jika kemudian kita tidak boleh menggunakannya. Itulah yang perintahkan agama Kristen, agama Kristen meminta kita untuk tidak menggunakan akal ketika menyatakan bahwa Anda harus punya keyakinan. Sebuah keyakinan yang buta," kata DeLancey, mengenang pengalamannya di masa lalu.

Sejak itu, DeLancey sadar bahwa selama ini ia sudah menelan ajaran Kristen dengan secara buta dan tidak pernah mempertanyakan hal-hal yang sebenarnya membuatnya bingung. "Saya sama sekali tidak pernah menyadarinya," ujar DeLancey.

"Saya tidak bisa menemukan jawaban-jawabannya di Alkitab. Begitu saya sadar bahwa Trinitas cuma sebuah mitos dan bahwa Tuhan cukup kuat untuk "menyelamatkan" seseorang tanpa membutuhkan bantuan dari seorang anak atau siapapun, atau apapun. Semuanya kemudian berubah. Keyakinan saya selama ini terhadap ajaran Kristen runtuh. Saya tidak lagi mempercayai ajaran Kristen atau menjadi seorang Kristiani."

"Saya meninggalkan gereja untuk selamanya dan istri saya mengikuti langkah saya, karena ia juga mengalami hal yang sama dalam menerima ajaran-ajaran Kristen. Inilah yang akan menjadi awal perjalanan spritual saya, ketika itu saya tanpa agama tapi tetap percaya pada Tuhan," papar DeLancey.

Hidayah Itupun Datang

DeLancey mengakui, saat-saat itu menjadi saat-saat yang sulit bagi dirinya dan keluarganya yang selama ini hanya tahu ajaran Kristen. Namun ia terus mencari kebenaran dan mulai mempelajari berbagai agama. DeLancey tetap menemui kejanggalan-kejanggalan dalam agama-agama yang dipelajarinya, sampai ia mendengar tentang agama Islam.

"Islam !!! Apalagi itu? Sepanjang yang saya ingat, saya tidak pernah mengenal seorang Muslim dan tidak pernah mendengar Islam, bahkan pembicaraan tentang Islam sebagai salah satu agama di tempat saya tinggal di Kanada kecuali cerita-cerita buruk tentang Islam. Ketika itu, saya sama sekali tidak mempertimbangkan Islam," tutur DeLancey.

Tapi kemudian, DeLancey mulai membaca-baca informasi tentang Islam dan mulai membaca isi al-Quran. Isi al-Quran itulah yang mengubah kehidupannya sehingga ia tertarik untuk membaca segala sesuatu tentang Islam. Beruntung, DeLancey menemukan sebuah masjid yang letaknya sekitar 100 mil dari kota tempat tinggalnya.

"Saya lalu membawa keluarga saya ke masjid ini. Dalam perjalanan, saya merasa gugup tapi juga dipenuhi semangat dan saya bertanya pada diri sendiri, apakah saya akan diizinkan masuk ke masjid karena saya bukan seorang Arab atau Muslim," kisahnya.

Setelah sampai di masjid, saya pun merasa bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Ia dan keluarganya disambut hangat oleh seorang Imam dan sejumlah Muslim di masjid itu. "Mereka sangat baik. Tidak seburuk berita-berita tentang Muslim," aku DeLancey.

Di masjid itu, DeLancey diberi buku yang ditulis oleh Ahmad Deedat dan ia diyakinkan bisa menjadi seorang Muslim. DeLancey membaca semua material-material tentang Islam dan sangat menghargai pemberian itu, karena di perpustakaan di tempatnya tinggal hanya ada empat buku tentang Islam.

"Setelah mempelajari buku-buku itu, saya sangat syok. Bagaimana bisa saya menjadi seorang Kristiani begitu lama dan tidak pernah mendengar ada kebenaran? Saya akhirnya meyakini Islam dan ingin masuk Islam," kisah DeLancey.

Ia kemudian mengontak komunitas Muslim di kotanya dan pada 24 Maret 2006 saya pergi ke masjid dan mengucapkan syahadah beberapa saat sebelum pelaksanaan salat Jumat, dengan disaksikan komunitas Muslim di kotanya.

"Saya mengucapkan La illaha ill Allah, Muhammadur Rasul Allah, tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Saya pun menjadi seorang Muslim. Hari itu adalah hari paling indah dalam hidup saya. Saya mencintai Islam dan merasakan kedamaian sekarang," tukas DeLancey mengingat kembali saat-saat ia menjadi seorang Mualaf.

DeLancey mengakui, ia dan keluarganya menghadapi masa-masa sulit setelah memutuskan memeluk Islam terutama dari teman-temannya yang Kristen dan dari kedua orangtuanya. Ia tidak diakui lagi sebagai anak dan teman-temannya yang Kristen tidak mau lagi bicara dengannya. DeLancey dijauhi bahkan ditertawai.

"Saya senang menjadi seorang Muslim, tak masalah jika teman-teman saya sesama orang Kanada memandang saya aneh karena memilih menjadi seorang Muslim. Karena saya sendiri yang akan mempertanggungjawabkan perbuatan saya pada Allah setelah saya mati."

"Allah memberi saya kekuatan dan Allah yang Maha Besar menolong saya untuk melewati masa-masa sulit setelah saya masuk agama Islam. Saya punya banyak sekali saudara seiman sekarang," tandas DeLancey.

Setelah masuk Islam, DeLancey mengubah nama depannya dan jadilah namanya sekarang Abdullah DeLancey. menjadi orang pertama dan satu-satunya pembimbing rohani Islam yang dibolehkan bekerja di rumah sakit di kotanya. Ia juga mengelola sebuah situs Islam Muslimforlife.com yang didirikannya.

"Saya seorang Muslim dan saya sangat bahagia menjadi seorang Muslim. Rasa syukur saya panjatkan pada Allah swt," tukas DeLancey mengakhiri kisah perjalanannya dari seorang pembantu pastor menjadi seorang Muslim.

sumber : eramuslim.com
[+/-] baca lebih lanjut ...

Estanislao Soria, Pendeta Katolik Filipina yang Menemukan Cahaya Islam

pks-tkp.ol, Soria melakukan riset sejarah dan sosial serta membaca artikel-artikel tentang Islam, untuk memperkuat argumennya menolak tuntutan gerakan Moro yang ingin menjadikan Mindanao sebagai tanah air bagi Muslim Filipina. Tapi siapa nyana, artikel-artikel tentang Islam yang ia baca, justru membawanya menjadi seorang Muslim. Ketika tokoh Muslim Moro, Nur Misuari menyatakan wilayah Mindanao harus memisahkan diri dari Filipina dan menjadi negara Islam, Estanislao Soria menjadi orang yang paling menentang keinginan Misuari. Sebagai seorang tokoh agama Katolik yang lahir di Mindanao, ia menolak keras jika tanah kelahirannya diambil alih oleh orang-orang Muslim.

"Saya sangat tidak setuju dengan Misuari dan saya memelopori kampanye menentang gerakan Moro," kata Soria yang populer di panggil "Father Stan". Ketika itu, selain dikenal sebagai pendeta Katolik, Soria juga dikenal sebagai seorang sosiolog.

Sebagai seorang cendikiawan, ia tidak mau sembarangan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap keinginan Misuari. Soria pun melakukan riset sejarah dan sosial serta membaca artikel-artikel tentang Islam, untuk memperkuat argumennya menolak tuntutan gerakan Moro yang ingin menjadikan Mindanao sebagai tanah air bagi Muslim Filipina. Tapi siapa nyana, artikel-artikel tentang Islam yang ia baca, justru membawanya menjadi seorang Muslim.

"Sebagai orang yang memahami bahasa Latin, Yunani dan Yahudi, saya pikir saya bisa mempelajari bahasa Arab dengan mudah. Saya juga ingin menerjemahkan tulisan-tulisan berbahasa Arab ke bahasa Inggris dan menerjemahkan ideologi-ideologi Barat, misalnya ideologi eksistensialisme, ke dalam bahasa Arab. Tapi saya menyadari, ini adalah pekerjaan yang sulit," kata Soria seperti dikutip dari Islamonline.

Ketika itu Soria meyakini, dengan banyak menerjemahkan artikel-artikel tentang ideologi Barat ke dalam bahasa Arab, akan membuat Muslim di Mindanao menghargai ajaran Kristen daripada ajaran Islam. "Saya ingin membuka wawasan berpikir mereka tentang kekristenan karena saya banyak mendengar hal-hal negatif tentang Muslim. Saya berpikir, mereka (Muslim) harus dididik," ungkap Soria.

Tapi semakin ia mendalami bacaan-bacaanya tentang kekristenan, ia makin menyadari bahwa tokoh-tokoh gereja seperti Saint Thomas Aquinas ternyata banyak belajar dari buku-buku bacaan dan ajaran Islam. Begitu juga ideologi-ideologi dan ilmu teologi yang disebut-sebut sebagai berasal dari Barat, ternyata sudah sejak lama dibahas dalam Islam.

"Dari bacaan-bacaan itu saya mendapat pencerahan bahwa pemikiran-pemikiran tentang peradaban Barat banyak yang mengambil dari ajaran-ajaran Islam. Dan setelah saya membaca lebih banyak lagi buku-buku yang ditulis pakar agama Islam, pandangan saya terhadap Islam seketika berubah," papar Soria.

"Saya bahkan menyadari bahwa Injil Barnabas lebih kredibel dibandingkan dengan keempat injil yang dibawa oleh ajaran evangelis termasuk injil Kristen. Dari hasil riset sosiologi yang saya lakukan, saya juga banyak menemukan bahwa hal-hal negatif yang sering saya dengar tentang Muslim Filipina ternyata tidak benar," tambah Soria.

Akhirnya, pada tahun 2001, Soria yang telah mengabdikan dirinya selama bertahun-tahun sebagai pendeta di berbagai kota di Manila, menyatakan diri masuk Islam. Setelah mengucap syahadat, ia mengganti namanya menjadi Muhammad Soria. Meski demikian, masih banyak orang, termasuk teman-temannya yang Muslim memanggilnya "Father Stan."

Soria yang kini berusia 67 tahun mengatakan, ia mendapat hinaan dan kecaman dari kerabat dan rekan-rekan gerejanya ketika memutuskan menjadi seorang Muslim. Namun hinaan dan kecaman itu tidak membuatnya berat menanggalkan aktvitas kependetaan yang sudah dijalaninya selama 14 tahun dan membuatnya mantap untuk memeluk Islam.

Seiring perjalanan waktu, Soria mulai terbiasa menjalani kewajiban-kewajibannya sebagai seorang Muslim. Bagi Soria, Islam bukan sekedar agama tapi sudah menjadi jalan hidupnya. Selama tujuh tahun menjadi seorang Muslim, Soria sudah lima kali menunaikan ibadah haji, menjadi anggota Gerakan Dakwah Islam di Filipina dan tahun 2004 menikah dengan seorang perempuan berusia 24 tahun, setelah sebelumnya menjalani hidup membujang sebagai pendeta Katolik.

"Dalam Islam, kita diajarkan, jika bisa mendisplinkan diri kita, Sang Pencipta akan mengabulkan harapan-harapan kita," tandas Soria.

Menurut Soria, jika ada satu hal yang harus dicontoh umat Islam dari orang-orang Kristen adalah, gerakan mereka yang terorganisir dan terstruktur dengan sangat rapi. "Dengan memiliki struktur yang kuat seperti yang dimiliki kalangan Kristiani, akan mempermudah penyebaran Islam," kata Soria.

Salah satu cara untuk memperkuat struktur umat Islam, tambah Soria, Muslim harus membangun universitas-universitas di seluruh dunia seperti yang dilakukan kelompok misionaris Kristen di berbagai belahan dunia.

sumber : eramuslim.com
[+/-] baca lebih lanjut ...

Minggu, Oktober 12, 2008

Kebobrokan Peradaban Barat

pks-tkp.ol, Taujih Ustadz Mahdi 'Akif
Mursyid 'Aam Ikhwanul Muslimin

Dengan nama Allah, Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam bagi Rasulullah dan orang-orang yang mengikutinya, amma ba’du.

Tidak diragukan lagi bahwa kejadian besar yang menimpa umat Islam mendorong kita untuk selalu merenung tentang keadaan dan apa yang menimpa mereka dari pergantian hari dan tipu daya malam. Dulu, mereka berpegang teguh pada agamanya. Merekalah umat yang luhur, dimana tentara mereka dapat berdiri tegak di hadapan pasukan musuh yang melampaui batas, yang terbesar pada masa itu.

Mereka mengatakan “Sesungguhnya Allah mengutus kami untuk mengeluarkan umat ini dari penyembahan kepada hamba sahaya menuju penyembahan kepada Allah Ta’ala yang satu. Mengeluarkan manusia dari kezaliman berbagai agama kepada keadilan Islam. Membebaskan manusia dari sempitnya dunia menuju luasnya dunia dan akhirat.”

Begitupun para penggantinya, pernah menyampaikan dengan penuh percaya diri kepada awan yang berhembus di udara, “Turunkanlah hujan sekehendakmu, maka pastilah curahanmu akan menimpaku.” Salah satu pemimpinnya menceburkan kudanya ke lepas pantai, dimana berakhirlah satu bidang bumi di hadapan matanya, lalu ia berkata, “Demi Allah, seandainya aku tahu bahwa di belakangmu ada daratan dimana orang mengkafirkan Allah, pastilah aku akan memeranginya di jalan Allah.”

Maka (seolah-olah) bumi dilipatkan untuk mereka, semua kesulitan dimudahkan, dan tegaklah hukum keadilan dimana mereka berada. Dan (saat itu) tidak ada orang merdeka yang diperbudak di tanah mereka, juga tidak ada orang yang dizalimi. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam (pernah) berdiri untuk jenazah orang Yahudi yang lewat di depan mereka seraya berkata, “Bukankan ia juga manusia?”

Dan khalifah mereka, Al-Faruq, pernah menyuruh seorang Nashrani dari mesir untuk meng-qishash anak dari gubernur mereka seraya berkata, “Sesungguhnya, seorang anak tidak memukul kecuali dengan kekuasaan ayahnya.” Kemudian beliau mengatakan sesuatu yang kekal (dalam ingatan) hingga sekarang, “Ya ‘Amr, sejak kapan kamu memperbudak manusia, sedangkan ibu-ibu mereka telah melahirkan mereka dalam keadaan merdeka?”

Peradaban yang Manusiawi

Hampir berlalu satu atau dua generasi, hingga Islam menjadi sebuah ”butik peradaban” yang memiliki bangunan canggih. Di dalamnya menyatu berbagai penghasilan alam. Maka muncullah dari golongan ahli hadits Imam Bukhari, Muslim An-Nîsâbûrî, Abu Dawud as-Sajastanî, dan An-Nasai. Begitu juga Ibnu Hambali Al’Arabi Asy-Syibani. Dan dari golongan ahli tafsir diantaranya Ath-Thabari dan Qurthubi. Begitu juga Ibnu Katsir, Al-Arabi Al-Qurasyiyyi. Kemudian dari ilmu kedokteran dan filsafat diantaranya Ar-Raazi, Ash-Shaby, Ibnu Rusyd Al-Andalusy.

Mereka mengangkat syi’ar: “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu adalah yang paling bertaqwa.” (QS. Al-Hujurat: 13). Mereka juga mempunyai seruan: “Tidak ada keutamaan orang Arab atas orang asing kecuali dengan ketaqwaan.” Zaman silih berganti, dan setiap sesuatu kalau tidak sempurna pasti ada kekurangan. Faktor kelemahan menghinggapi umat Islam dari sisi internal, juga faktor tekanan yang terus menerus dari sisi eksternal. Dan bergoncanglah martabat Islam dalam diri umat ini dan pimpinannya. Tentaranya rapuh dan perlawanannya luluh serta musuh-musuh punya pengaruh dari segala sisi. Benarlah apa yang difirmankan Allah Ta’ala: “Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama-lamanya" (QS. Al-Kahfi: 20).

Perang Salib

Penjajah bangsa barat kemudian menancapkan cakarnya, dari Turkistan timur, Filiphina dan Indonesia dari sisi sebelah timur sampai negeri Spanyol dari sisi barat. Dan dari Eropa tengah di sisi utara sampai Afrika di sisi selatan.

Semuanya dalam satu serangan yang dilancarkan kepada mereka dan menewaskan jutaan kaum muslimin. Hasil-hasil bumi mereka dirampas secara rapi dan budi pekerti anak bangsa mereka dihancurkan dengan sengaja. Di antara mereka terdapat jarak antara sebab-sebab munculnya kekuatan dan faktor-faktor kebangkitan.

Orang-orang dari pasukan Italia meneriakkan seruan yang bergemuruh setelah menggempur Libia: “Wahai ibu, janganlah engkau menangis, tapi tertawalah dan berharaplah, sungguh aku akan pergi ke Tripoli dengan perasaan riang gembira. Aku akan tumpahkan darahku untuk membinasakan umat! Untuk memerangi Islam dan aku akan memerangi dengan sepenuh kekuatanku untuk menghancurkan al-Qur’an.”

Orang-orang dari pasukan Inggris meneriakkan seruan seniornya, Gladiston yang mengatakan dengan penuh congkak: “Wajib untuk menghilangkan al-Qur’an.” Mereka juga melihat pimpinannya, Lord Lamby memasuki Al-Quds pada perang dunia pertama seraya berseru: “Hari ini Perang Salib telah usai.” Jenderal Prancis, Ghoro menendang makam Shalahuddin di Syiria, lalu mengatakan, “Kami datang kembali, wahai Shalahuddin.”

Setelah itu, warga dunia dikejutkan dengan kejadian yang dilakukan Serbia dan Kroasia terhadap muslim Bosnia… lima puluh ribu muslimah telah ternodai kehormatannya di hadapan mata dan telinga orang-orang Eropa dan Amerika dan juga pasukan PBB. Mereka dihamili oleh janin-janin anjing yang terlaknat! Sungguh tidak hanya mereka yang dicela dan dibenci, seharusnya kita mencela diri kita sendiri dan kelemahan kita.

Bobroknya Peradaban Barat

Kita tidak bersikap apriori dengan semua peradaban barat. Bahkan, kita mengakui apa-apa yang telah mereka persembahkan untuk kemajuan dunia dalam hal sains dan teknologi serta kebangkitan dalam ilmu pengetahuan, seni, politik dan sosial.

Bagaimana kita memungkiri itu semua, padahal kita adalah anak dari sebuah peradaban dimana Al-Qur’an mengatakan: “Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.” (QS. Al-Maidah: 8)

Akan tetapi, pada waktu yang bersamaan kita membenci kelalaian, karena hal itu akan membuat kemurkaan Allah. Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai” (QS. Al-A’raf: 179). Kita benci, Allah melihat kita termasuk bagian dari orang-orang yang lalai dimana mereka tidak mengenal musuh daripada teman.

Sungguh kita telah melihat benih-benih permusuhan atas diri umat Islam berdiri tegak di atas pondasi yang kokoh. Kita juga melihat hati-hati mereka terbakar oleh kedengkian, yang digerakkan oleh dongeng-dongeng sesat. Mereka jadikan dongeng itu sebagai agama hingga salah seorang senior mereka mengatakan, sesungguhnya Tuhan telah menurunkan wahyu untuk menggempur Irak dan merobohkan sistem peradilannya. Mereka mengatakan dengan lantang bahwa perang terhadap umat Islam adalah perang salib.

Kita telah mengetahui dengan sebenar-benarnya bahwa peradaban Eropa dan Amerika tidak ada kaitannya dengan agama masehi yang dibawa oleh Utusan Allah, Nabi Isa ‘Alaihis Salam.

Agama ini berdiri atas dasar toleransi dan cinta kasih. Kita sepakat apa yang pernah dikatakan Welez, pengarang kitab ‘Ma’alim fi Tarikh al-Insaniyyah (Petunjuk-petunjuk dalam Sejarah Manusia), penulis mengatakan: “Sesungguhnya bangsa Eropa telah terbiasa sejak lama menjadikan ajaran-ajaran Yesus Sang Penyelamat sebagai penghalang yang kuat.

Sejak Eropa masuk ke dalam era kebangkitan, mereka memutuskan untuk menjadikan agama dan gereja dalam kehidupan mereka tempat yang sejauh-jauhnya. Mereka memisahkan agama dari kehidupan dunia. Akan tetapi kita mendapatkan sekarang, agama menjadi tunduk kepada hawa nafsu mereka dalam kecongkakan dan keterpaksaan, seperti yang kita lihat. Mereka jadikan agama palsu itu lebih buruk dari apa yang diperkirakan yaitu kefanatikan yang terkutuk, dimana mereka tidak mengindahkan ajaran-ajaran langit lagi.

Kita mengetahui bahwa di barat banyak cendikiawan. Mereka tidak rela apa-apa yang berubah dari alam ini karena pengaruh peradaban mereka. Permusuhan ini membuat perasaan mereka tidak dapat tidur di alam ini, karena ulah siasat mereka.

Sesungguhnya 94 persen penghasilan dunia datang dari negara industri mereka dan 75 persen investasi dunia mengarah ke negara-negara mereka. Kekayaan alam berada pada segelintir orang-orang kaya. Dua ratus orang di negara mereka memiliki harta sebanyak 1 Milyar Dollar, sedangkan 582 juta orang di 43 negara-negara berkembang hanya memiliki 146 juta Dollar.

Satu juta orang yang hidup di negara-negara berkembang tidak memiliki cadangan air minum yang baik dan 43 juta manusia mengidap penyakit aids, buah dari eksperimen mereka.

Mereka mengeluarkan kekayaan alam untuk pembuatan senjata dan hal-hal lain yang berlebihan. Disamping itu, terdapat 73 juta penduduk arab hidup berada di bawah garis kemiskinan dan 15 juta orang pengangguran.

Apakah ini semua hasil dari peradaban mereka yang sekarang memimpin dunia, yang bisa membuat hidup ini abadi? Atau hal tersebut merupakan peringatan akan sebuah kehancuran bila tidak mengikuti pendapat para cendikiawan? Perhatikanlah, kehancuran Barat sudah di depan mata.

Makna Kemajuan Peradaban

Peradaban bukan sekadar kemajuan dari segi materi saja, akan tetapi ia adalah kemajuan dari segi materi yang berdiri berlandaskan asas-asas keruhanian dan akhlak yang luhur, serta nilai kemanusiaan yang agung.

Peradaban bukan terbatas pada perkembangan kota saja, akan tetapi merupakan sebuah anugerah umat dari segala sisi, baik materi maupun etika. Dan nilainya dilihat dari kebaikan manusia yang ada.

Benar apa yang difirmankan Allah Ta’ala kepada umat Islam: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia” (QS. Ali Imran: 110) dan firman Allah: “Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi" (QS. Ar-Ra’du: 17).

Wahai Umat Islam!

Sesungguhnya putera-puteri kalian dituntut untuk memikirkan masalah ini lebih dari yang pernah dilakukan pada masa lalu. Mereka harus mengetahui kebutuhan manusia dan urgensi misi dakwah yang mereka emban serta peradaban yang mereka agungkan. Sesungguhnya semangat tinggi yang digelorakan pemuda-pemuda kita di hadapan agresi Barat dan Zionis-AS akan membangkitkan umat ini dari tidur panjangnya dan memperingatkan mereka dari tipu daya dan bualannya.

Sesungguhnya kita berada pada puncak sejarah yang dapat melumpuhkan peradaban yang penuh paksaan, perbudakan, kezaliman dan kecongkakan untuk memberikan tempat bagi peradaban yang lebih adil dan manusiawi.

Allah Ta’ala berfirman: “Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya". (QS. Yusuf: 21)

Shalawat dan salam Allah serta keberkahan atas diri Nabi Muhammad dan keluarganya serta sahabatnya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

sumber : eramuslim.com
[+/-] baca lebih lanjut ...

PKS Ingin 'Obama' dari Papua

pks-tkp.ol, Jayapura – Partai Keadilan Sejahteran (PKS) menginginkan munculnya tokoh politik seperti Barrack Obama dari Tanah Papua yang tampil sebagai Presiden Republik Indnesia.

"Kalau di Amerika muncul Barrack Obama sebagai kandidat presiden dan mungkin nanti menjadi Presiden AS, mengapa tidak suatu saat Indonesia dipimpin orang Papua?" ujar Sekjen DPP PKS Anis Matta ketika berbicara dalam halal bihalal dengan masyarakat dan tokoh Papua di Jayapura, Minggu (12/10).

Sejauh ini dalam pengamatan Anis Matta, masih terjadi ketimpangan dalam proses pembangunan maupun pemerataan ekonomi di Papua. Hal itu menjadi pemicu adanya gerakan separatisme. "Akar masalah separatisme di Papua adalah kecemburuan sosial," katanya.

Harus ada upaya sungguh-sungguh untuk merebut hati rakyat Papua dengan memberdayakan mereka di sektor ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. “Menjaga perbatasan hanya akan sia-sia, kalau kita tidak berhasil merebut hati mereka," tegas Anis.

Kepada kader PKS Anis menginstruksikan agar lebih serius dan sungguh-sungguh mencari upaya dan terobosan baru untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Papua. Karena itu merupakan hak mereka sebagai warga negara dan anak bangsa.

“Dengan cara begitu warga Papua tetap terintegrasi dalam negara kesatuan RI dan tidak merasa sebagai warga negara kelas tiga. Sudah waktunya kita bertanya, apa yang telah kita berikan kepada Papua. Bukan berapa banyak yang dapat kita ambil dari Papua," tegas Anis.

sumber : inilah.com
[+/-] baca lebih lanjut ...

PKS Sesalkan Pencabutan Atributnya oleh Penjemput Hasan Tiro

pks-tkp.ol, Jakarta - Kedatangan eks pemimpin tertinggi GAM Hasan Tiro membuat PKS bereaksi. Menurut mereka, tanpa sebab jelas massa pendukung Partai Aceh (PA) yang menjemput Hasan Tiro, mencabut puluhan bendera PKS yang berkibar di Aceh. Kejadian ini disaksikan langsung oleh anggota tim brigade 8 PKS.

"Apa urusannya mencabut bendera PKS untuk menyambut Hasan Tiro? Apakah akan menambah sakralnya acara?" ujar Komandan Lapangan Brigade 8 PKS Aceh Kasibun, dalam pernyataan tertulis yang diterima detik.com, Minggu (12/10/2008).

Menurut Kasibun, tanpa merasa bersalah massa yang baru pulang dari Masjid Baiturrahman setelah menyaksikan kepulangan Hasan Tiro, melepaskan beberapa bendera PKS yang ada di depan Simbun Sibreh, di segitiga ujung jembatan Pante Perak, Banda Aceh.

"Selayaknya hal-hal yang menodai kedatangan Hasan 'wali' Tiro tidak dilakukan oleh masyarakat yang datang ke Banda Aceh," ujar Kasibun.

Kasibun berharap seluruh parpol yang telah mendeklarasikan pemilu damai beberapa waktu lalu, dapat mengimplementasikan hingga ke tingkat grassroot.

"Pemilu damai jangan hanya di mulut saja, tapi perlu bukti nyata. Ini bukan pertama kalinya bendera PKS dicabut. Kita berharap pihak keamanan dapat bertindak lebih tegas dalam mengamankan pemilu di Aceh ke depan," harap Kasibun.

sumber : detik.com
[+/-] baca lebih lanjut ...

Sabtu, Oktober 11, 2008

Gerindra Pinang PKS? No Thanks!

pks-tkp.ol, Makassar - Keinginan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) untuk berkoalisi belum bisa diterima oleh PKS. Partai yang mengusung mantan Danjen Kopassus Prabowo Subianto sebagai presiden itu dinilai belum menunjukkan hasil kerja.

Menurut Ketua Tim Pemenangan Pemilu Nasional (TPPN) PKS Anis Matta, apabila melihat iklan politik Gerindra yang ada di televisi dan media cetak, terkesan partai itu memang menjanjikan banyak hal bagi perubahan. Namun, hal itu dinilai Anis belum terbukti, seperti yang telah dilakkan PKS selama ini.

"Gerindra, kalau melihat iklannya itu bagus. Tapi, kenapa tidak melihat PKS yang sudah memberi bukti," kata Anis di Makassar Kamis (9/10), di sela-sela acara roadshow di empat kabupaten di Sulawesi Selatan.

Di bidang pertanian, kata Anis, PKS telah memberikan sesuatu pada negeri ini. Hal ini terbukti salah satu kadernya menjadi Anton Apriantono menjadi menteri pertanian. "Selama ini, ia sukses dengan usaha yang ia telah dillakukannya. Kami telah mendapat kesempatan melalui menteri pertanian yang telah terbukti keberhasilannya," paparnya.

Saat ditanya, apaka PKS akan menerima jika Partai Gerindra meminangnya berkoalisi, Anis menjawab tegas,”Belum.” Namun, ia menyatakan berterimakasih jika ada partai yang ingin berkoalisi. Walaupun kemungkinan untuk itu baru akan diputuskan usai pemilu legislatif.

sumber : inilah.com

[+/-] baca lebih lanjut ...

PKS Serius Lahirkan Capres Alternatif

pks-tkp.ol, PKS kini makin serius menyiapkan calon presiden alternatif. Langkah ini ditempuh agar terjadi regenerasi kepemimpinan bangsa sekaligus memberi peluang munculnya kalangan muda.

Menurut Sekjen PKS Anis Matta, capres alternatif itu salah seorang dari 100 orang pemuda yang akan dideklarasikan pada 25 Oktober di stadion Gelora Bung Karno. Sebelum di deklarasikan, 100 nama itu akan diajukan ke Tim Pemenangan Pemilu Nasional (TPPN). Proses seleksinya, setelah DPW mengajuka nama, lalu dibuatkan daftar yang akan memuat hasil seleksi.

"Selanjutnya 100 orang itu proses seleksinya, akan dipersilahkan pada masyarakat untuk menilai pemimpin muda versi PKS yang mempunyai kompetensi ke depan. Mereka harus visioner dan cerdas," terang Anis di sekertariat caleg DPR RI PKS di Makassar, Jumat (10/10).

Ketua TPPN ini menambahkan, bahwa 2-3 hari dideklarasikan 100 tokoh pemuda versi PKS, mereka lalu dibuatkan forum sebagai wadah untuk menyampaikan ide-ide tentang bangsa ini.

Digambarkannya, politisi yang berasal dari daerah yang sama dengan wapres ini menilai, jika masa reformasi 10 tahun ini mengalami stagnasi,

serta perubahan yang sangat lambat. Pemerintah hanya mampu melakukan 'tanggap darurat' ketimbang mengantisipasi.

"Kalau sudah terjadi, baru dilakukan tanggap darurat. Setelah kejadian barulah masalah itu ditanggapi " tukasnya.

Ia juga menyatakan bahwa pemimpin muda yang dimaksud bukan hanya hanya jabatan semata. Tapi, sebuah fungsi kepemimpinan, termasuk sebagai presiden. Sebab, masyarakat lebih bisa memilih dengan baik, dari banyak nama yang ditawarkan.

"Pemimpin muda lebih cepat merespon apa yang dibutuhkan oleh bangsa ini, mereka speedynya lebih tinggi," tegas Anis.

Sebenarnya, lanjut Anis, PKS menginginkan seorang pemuda yang bukan hanya mampu mengambil alih kekuasaan saja, sebab hal itu tidaklah

terlalu sulit. Yang sulit adalah mengambil alih tanggungjawab yang besar. Dan hal ini tidak sulit jika terjadi kaderisasi pemerintahan oleh pemerintah terdahulu.

"Sejauh ini, mitos yang dicekoki oleh pemuda adalah kalau belum matang jangan muncul dulu. Sehingga, tahun-tahun yang lalu tidak terjadi kaderisasi pemerintahan," terang Anis.

Mengenai capres alternatif ini, Anis menegaskan akan melakukan dua hal. Yakni, berkoalisi dengan partai lain dan atau memilih satu dari 100 tokoh pemuda yang akan dideklarasikan 25 Oktober mendatang, jika PKS tidak mampu meraih 20% suara secara nasional.

"Mengambil capres dari 100 orang itu, akan kita lakukan karena itu alternatif kami, dan merupakan referensi dari orang banyak," tandasnya.

sumber : inilah.com
[+/-] baca lebih lanjut ...

Jago PKS Bertarung di Empat Pilkada Di Kalbar

pks-tkp.ol, Seperti pilkada-pilkada lainnya, pada pilkada di kota/kabupaten di Indonesia Bagian Tengah ini, PKS ikut berpartisipasi memeriahkan pesta rakyat lima tahunan tersebut.

PK-Sejahtera Online: Propinsi Kalimantan Barat secara serentak akan menggelar pilkada di empat kota/kabupaten pada tanggal 25 Oktober mendatang.

Seperti pilkada-pilkada lainnya, pada pilkada di kota/kabupaten di Indonesia Bagian Tengah ini, PKS ikut berpartisipasi memeriahkan pesta rakyat lima tahunan tersebut. Ada yang mengusung kader terbaik PKS dan ada juga dan ada juga yang ikut berkoaliasi mendukung calon yang ada. Berikut para kandidat dari PKS maupun dukungan dari PKS.

Pilkada Kota Pontianak, pasangan Ir.H.M. Abduh A. Rahim Djafar (PKS) dan Muhammad Thaha, SH (PAN) dengan nomor urut 3.

Pilkada Kabupaten Kubu Raya, pasangan Drs. H. Suronto dan H. Fatahillah Abrar, S.Ag. (Ketua DPW PKS Kalbar). Pasangan nomor urut 1 ini, didukung oleh : PKS, PBR, PNI Marhaenis, PNBK, PPNUI, Partai Pelopor, PBB dan PDK.

Pilkada Kabupaten Pontianak, pasangan Drs. H. Agus Salim, MM dan Mohamad Sholeh, S.Sos. Pasangan ini didukung oleh PPP,PKS,PKPB dan PDK.

Pilkada Kabupaten Sanggau, pasangan Drs. H. Setiman H. Sudan dan Paolus Hadi, yang didukung oleh PKS, PPP, PBR, PSI, Pelopor, PBB, PPNUI, dan PNBK.
sumber : pk-sejahtera.org
[+/-] baca lebih lanjut ...

Kamis, Oktober 09, 2008

Islam di Tanah Kelahiran Johannes Paulus II

pks-tkp.ol, WARSAWA -- Secara kasat mata, Islam tidak menonjol di Polandia. Maklum, negeri ini berpenduduk mayoritas Katolik. Umat Nasrani di negeri asal mendiang Paus Johannes Paulus II itu mencapai 95 persen dari hampir 40 juta penduduk.

Namun Islam telah berada di Polandia sejak 600 tahun yang lalu, dan memiliki tempat dalam sejarah panjang di negeri yang pernah hilang 123 tahun dari peta politik Eropa itu. Jumlah umat Islam di Polandia berkisar antara 25-30 ribu, umumnya penganut aliran Sunni, di antaranya sekitar 3.000 - 5.000 berdarah Tartar.


Seiring berkembangnya ekonomi, banyak kaum muda yang dinamis pindah dan menetap di wilayah utara, terutama di Gdansk. Kaum tua Tartar kebanyakan bertahan di permukiman asli mereka di kota-kota kecil di sekitar Byalistok. Tidak banyak terdapat masjid di Polandia, cuma dalam bilangan jari. Namun seiring dengan berkembangnya jumlah penganut Islam dari Timur Tengah, Afrika dan Asia Selatan, rumah-rumah ibadah Muslim dalam bentuk mushalla juga berkembang pesat.

Di kota-kota besar seperti Krakow, Wroclaw, dan Gdansk yang memiliki masjid, tempat ibadah itu memiliki multifungsi, sekaligus sebagai Pusat Kebudayaan dan Informasi Islam.

Gdansk menjadi tempat yang khusus karena memiliki menara, meskipun azan tidak dikumandangkan. Namun, dalam peta Islam kota kecil Kryszyniany dan Bohoniki, di dekat Byalistok, memiliki tempat khusus bersejarah, karena di tempat itu terdapat dua mesjid tua yang kurang lebih sama tuanya dengan yang terdapat di Lithuania maupun Belarus.

Di Wroclaw, menurut Imam Ali Abi Issa yang menjadi Ketua sekaligus imam pada Pusat Kebudayaan Islam, suasana Ramadhan diisi dengan shalat tarawih, pengajian, dan shalat Ied bersama umat Islam setempat. Imam Ali sangat aktif menggerakkan dialog antar-agama, termasuk antara Islam dan Yahudi berkembang baik. Mayoritas kaum Muslim berasal dari negara-negara Arab.

TKI yang berjumlah sekitar 15 orang juga sering hadir beribadah di mesjid. Dewan Kota Wroclaw sangat mendukung keberagaman dan toleransi yang pada gilirannya akan membentuk citra kota Wroclaw sebagai kota budaya internasional.
Maklum, Wroclaw ingin mengimbangi kedudukan unggul Krakow sebagai kota budaya yang banyak menarik wisata dan investasi, dan keduanya terletak di bagian selatan Polandia.

Iedul Fitri 1429 H merupakan kesempatan ketiga berlebaran bagi penulis sekeluarga selaku Duta Besar Republik Indonesia di Warsawa. Lebaran yang jatuh hari Rabu, 1 Oktober 2008, berdasarkan pengumuman dari Masjid Warsawa. Shalat Ied dimulai jam 0900 pagi, dipimpin oleh Imam Emir Poplawski. Sang imam ini berdarah etnis Tartar, bangsa yang gagah berani dan telah bermukim di Polandia selama 600 tahun.

Masjid Warsawa yang terletak di daerah pemukiman elit di bilangan Wilanow di Jalan Wiertnicza dan umat Islam bolehlah berbangga. Di Polandia tak gampang menemukan masjid. Lebih dari 95 persen rakyat Polandia beragama Katolik, sisanya protestan, Ortodoks, Yahudi dan Muslim.

Kehidupan beragama pada zaman Komunis menjadi pengamatan intelijen, dan tidak dianjurkan. Pada era keterbukaan, kehidupan beragama menjadi lebih bergairah, dan Islam semakin berkembang.

Idul Fitri di Byalystok

Ketika Mufti Tomasz Miskiewicz, Ketua Dewan Persatuan Agama Islam Polandia menyampaikan undangan beridul fitri di Byalystok, wilayah timur Polandia, penulis langsung menyatakan akan datang, bersama isteri. Tidak saja karena berteman baik dengan Mufti Polandia itu, tetapi lebih khusus lagi karena Byalistok merupakan kota bersejarah, di mana selama 600 tahun umat Islam bermukim di kota itu.

Masyarakat Muslim di kota itu adalah keturunan dari prajurit Tartar yang gagah-berani ketika berperang melawan Kerajaan Tetonik dalam pertempuran Grunwald di Malbork, utara Polandia pada tahun 1410.

Nenek moyang mereka turut berperang membantu Jan Sobieski, panglima perang yang kemudian menjadi raja Polandia, melawan pasukan Ottoman dalam mempertahankan kerajaan Austro-Hongaria sebagai bastion kerajaan Kristen, pada pertempuran Wina pada tahun 1683, sehingga Sobieski diberi gelar oleh Paus dan pemimpin Eropa sebagai "the Savior of Vienna and Western European civilization".

Itulah sebabnya, para pemimpin perang Tartar diberikan gelar kebangsawanan dan memperoleh tempat khusus di hati rakyat Polandia. Panglima-panglima perang dan perajurit Tartar juga dengan gagah berani membela Polandia, tanah air baru mereka, dalam pertempuran menghadapi serbuan Jerman dan Uni Soviet menjelang Perang Dunia II pada tahun 1939.

Mufti Tomasz selalu diundang oleh Presiden Polandia pada saat menerima tamu-tamu negara Muslim, dalam kunjungan ke Polandia. Beliau juga rajin mengunjungi acara-acara resepsi yang diselenggarakan oleh KBRI Warsawa. Mufti yang juga keturunan Tartar itu berusia 30 tahun, cukup berwibawa, lulusan Fakultas Hukum di Arab Saudi dan sangat aktif dalam memajukan masyarakat Muslim di Polandia. Dia membangun tempat wisata agro di Byalistok, tempat tinggalnya.

Disambut meriah

Setelah menempuh perjalanan dari Warsawa sejauh 200 km diiringi hujan sepanjang hari pada hari Sabtu (4/9), kami tiba di Byalistok berkumpul dengan sekitar 500 masyarakat Muslim Tartar, tua-muda, termasuk anak-anak, yang datang dari berbagai penjuru Polandia, dan bahkan dari luar negeri.

Mereka memadati gedung Pusat Kebudayaan Bialystok, tempat acara berlangsung. Masyarakat Muslim di Polandia keturunan Tartar menyebut Idul Fitri sebagai Hari Ramadhan Bayram (Dni Bayram Ramadan), mungkin bayram diambil dari bahasa Turki yang berarti perayaan. Orang asing yang hadir barangkali kami dari Indonesia dan Dubes Azerbaijan, yang datang menyumbang konser lagu-lagu Islam oleh grup kesenian dari negerinya.

Etnis Tartar, sebagaimana saudara-saudara mereka dari Asia Tengah dan Kaukasus, sangat ramah dan bersahabat. Semua hadir mengenakan pakaian terbaik, berwarna-warni. Sebagian ibu-ibu dan wanita muda berkerudung.

Demikian pula kaum pria Tartar. Kami bertukar salam. Tidak tertinggal kesan, bahwa kakek-moyang mereka adalah pasukan perang berkuda bersenjata panah dan pedang yang gagah berani. Sayang, cuma dua duta besar dari negara-negara OKI yang hadir, Indonesia dan Azerbaijan.

Delegasi Indonesia dan Azerbaijan diberi kehormatan untuk duduk di barisan depan, dan diperkenalkan kepada hadirin sambil mempersembahkan seperangkat kembang yang indah dan diberi kesempatan berpidato, memperkenalkan Indonesia, negeri yang jauh dan indah di mana sekitar 220 juta umat Islam di sana juga sedang merayakan Idul Fitri.

Penulis katakan, meskipun berjumlah kecil di Polandia namun jangan berkecil hati, karena umat Islam Indonesia adalah saudara-saudara kalian. Mereka menunggu kedatangan saudara-saudara Muslim dari Polandia. Sangat ramah, dan mereka memberikan tepukan meriah. Beberapa kaum ibu berbincang-bincang dengan ny. Pohan yang senantiasa berjilbab untuk bertukar informasi mengenai tradisi Idul Fitri di berbagai suku-bangsa di Indonesia.

Mereka terkesan dengan kemajuan umat Islam di Indonesia dan tradisi Idul Fitri yang dimulai dengan berziarah ke makam leluhur, makan pagi dan berdoa bersama keluarga sebelum shalat Ied, dan saling-berkunjung dan memaafkan, termasuk dengan teman dan tetangga. Suasana Ied berlangsung selama satu bulan penuh.

Di kota lain

Suasana Idul Fitri juga bergema di kota-kota lainnya seperti Wroclaw, Krakow, Lublin, Poznan dan Gdansk pada pusat-pusat kebudayaan Islam sekaligus berfungsi sebagai tempat ibadah. Di samping berfungsi sebagai pusat ibadah, tempat-tempat ini juga bermanfaat untuk dialog dan pertemuan dengan masyarakat yang ingin tahu tentang Islam serta dengan penganut agama lainnya untuk menguatkan citra toleransi beragama yang tinggi di Polandia.

Shalat Ied di Warsawa, misalnya, dilakukan di pagi hari dengan suhu dingin 10 derajat celsius. Sebagaimana di Indonesia, dilaksanakan dua rakaat, dan dilanjutkan dengan khotbah dalam bahasa Arab dan Polandia.

Imam fasih berbahasa Polandia karena memang lahir dan besar di Polandia. Imam mengumumkan, sebelum shalat dimulai, umat dipersilahkan untuk membayar zakat fitrah dan bersedekah. Jam 8.30 pagi mesjid telah penuh sesak, sekitar 400 jamaah pria dan wanita dengan ruang terpisah telah mengambil tempat. Ada pula yang mengabadikan suasana bersukacita itu dengan kamera telepon genggam.

Masjid Warsawa itu terdiri dari dua lantai: wanita beribadah di lantai atas sedangkan pria di lantai bawah. Sebagian ruangan dijadikan kantor, dan ruang depan dijadikan toko koperasi yang menjual berbagai keperluan umat Islam serta makanan kecil yang halal. Pada hari-hari kerja, ruangan digunakan untuk pendidikan dan pertemuan sosial termasuk melayani tamu-tamu yang menginginkan informasi mengenai Islam.

Sudah lama masyarakat Muslim di Warsawa, berkeinginan untuk memiliki Masjid Raya, khususnya sejak zaman keterbukaan setelah runtuhnya Tembok Berlin, namun belum terwujud. Apalagi, di beberapa negara Eropa Barat tidak mudah urusan administratif untuk membuat rumah ibadah Islam, meskipun di berbagai kota besar Eropa terdapat ratusan ribu jamaah Muslim.

Ibadah dijalankan di rumah-rumah bahkan di bekas-bekas gudang. Masjid Warsawa itu baru dalam beberapa tahun terakhir berfungsi, karena sebelumnya merupakan rumah vila yang dibeli umat Islam dari warga setempat. Di Polandia sekarang ini, umat Islam bebas menjalankan ibadah tanpa tekanan ataupun diskriminasi.

Menurut Emir Poplawski, imam pada mesjid di Warsawa, Islam tidak bermasalah dan bahkan disambut baik dengan hak dan kewajiban sosial yang sama dengan warga lainnya. Bahkan, karena peran yang bersejarah, Konstitusi Mei 1791 mengakui kedudukan etnis minoritas Tartar yang kebanyakan Muslim dengan posisi menjadi anggota parlemen (Ant/Sejm/ah).

sumber : republika.co.id
[+/-] baca lebih lanjut ...
FormulaBisnis.com