"Persepsi ini sedikit dipengaruhi oleh sikap partisan pemilih. Yakni kemampuan untuk mengidentifikasi keislaman partai sedikit terkait dengan kecenderungan pilihan terhadap partai bersangkutan," kata Direktur Riset Lembaga Survei Indonesia Doddy Ambardi, saat meluncurkan hasil survei Kekuatan Elektoral Partai-partai Islam Menjelang Pemilu 2009 di kantor LSI, Jakarta Kamis (25/9).
Namun, pilihan ini berbanding terbalik dengan kecenderungan pemilih Muslim memilih partai. Sebab, pemilih Muslim terlihat lebih cenderung memilih partai ‘sekuler’ dibandingkan partai Islam. "Berdasarkan studi longitudinal, kecenderungan sentimen elektoral pada partai Islam hanya sebesar 16,6%," cetusnya
Doddy menjelaskan, partai nasionalis dipersepsikan pemilih Muslim bukan hanya lebih Pancasilais, tapi juga secara umum lebih kompeten. Partai seperti itu, dinilai punya progam dan figur-figur yang lebih baik bagi rakyat dan lebih empati (peduli atau perhatian) pada rakyat.
"Saat ini pemilih lebih rasional dan mengedepankan kepentingan pragmatis bukan lagi keagamaan. Identitas keislaman tidak begitu penting. Kalau dia Islam, belum tentu dia pilih partai Islam," ujar doktor dari Ohio State University, AS, ini. [R2]
sumber : inilah.com